“Umi bilang juga apa, Nak...”
“Ma’afin aku, Umi...” Mereka saling berpelukan dan menangis. Aku memmeluk keduanya, lalu kuajak mereka pulang setelah menelepon pamannya Hidza untuk menjemput.
Besoknya, setelah shalat Subuh berjama’ah di dalam rumah, aku lihat anakku menangis di pelukan isteriku. Aku lihat ada penyesalan yang mendalam.
“Umi, maafin aku. Demi Alloh aku cinta Umi...” Anakku tak melepaskan pelukannya dalam isak yang dalam.
@taufiqelhida
Untuk bergabung dengan Fiksiana Community silahkan menuju tempat ini
untuk melihat karya peserta lain silahkan ke sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H