Bunda Enggar melenggang meninggalkan garasi mobil dan dua orang yang sedang bertengkar. Duo El ini memang keduanya sedang mencari perhatian dari Bunda Enggar agar diijinkan untuk menginap di rumah Bunda Enggar.
Setelah beberapa lama, El Hida sadar bahwa dirinya sudah kehilangan kesempatan gara-gara bertengkar dengan El Fiet. Segera ia naik motor Jupiter Z-nya dan menyusul Bunda Enggar yang telah berlalu beberapa menit yang lalu. Sedangkan El Fiet hanya diam karena dia bingung mau mengejar memakai apa. Tapi ia segera melihat ada skuter milik Sekar yang terparkir bebas di depan rumahnya yang tak jauh dari tempat ia berdiri. El Fiet naik dan segera meluncur dengan skuter.
El Hida beruntung karena bisa lebih cepat mengejar Bunda Enggar.
“Bunda, Ayo naik motorku aja. Itu tas kan berat banget Bunda.” Bunda Enggar tidak berpikir panjang karena dipikirnya akan kelamaan. Bunda Enggar segera naik motor setelah merapikan tasnya di bagasi depan motor El Hida.
“Bunda!!!” Teriak El Fiet. El Hida yang mendengar teriakkan nyaring bagai memakai Toa, langsung tancap gas menuju rumah Bunda Enggar setelah melambaikan tangan tanda perpisahan kepada El Fiet. Sementara El Fiet malah kesulitan menyalakan skuter milik Sekar dan semakin geram saat melihat El Hida mengejeknya dengan lambaian tangan yang disertai senyum ngejeknya. El Hida yang melihat El Fiet tak bisa menyalakan skuternya tersenyum merasa dirinya menang. Ya, dia memang menang. Karena hadiah menginap semalam di rumah Bunda Enggar akhirnya dia dapatkan. El Fiet hanya merengut karena gagal mengantar Bunda Enggar ke rumahnya yang otomatis gagal mendapatkan ijin menginap. El Fiet menyetandarkan kembali skuter milik Sekar lalu berjalan gontai dan merunduk dengan pasrah.
“Santri, tunggu pembalasanku!!” El Fiet menggerutu lalu masuk ke kamarnya dan tidur sampai ngorok.
Elhida
*El Fiet, satu sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H