Sempruuulll.....!!
Sudah sepagi ini aku masih merayu senyap untuk tetap menerjemahkan amarahku,
kenapa jarum jam itu sperti tak perduli dengan kegelisahan ini,
mengapa pula mataku terus ingin berkata-kata,
dan hanya pertanyaan yang bergelayut menerus,
....Lebih baik aku tak berharap pada subuh untuk menentukan jawaban setiap pertanyaan itu.
_____________
Kau sudah kuanggap guru, setelah aku memaksamu melantikku menjadi muritmu, meski subyektif. tetapi tetap saja kuanggap ada banyak hal yang kupelajari darimu. Terang saja, nyaris hampir semua yg kutanyakan kau tau dan berarti untukku.
saat kau memilih sepi saat pandanganmu gaduh, kau melukis terus, tak peduli orang menilai, karena sbnarnya kaupun tak begitu suka dengan lukisanmu, aku suka saat rambutmu terurai [gondrong], dan ada bebrapa hobi yang menunjukan siapa dirimu pada setiap orang yang inginkan jawaban.
Dan hal yang sedang kuminati hampir dalam adalah, aku sungguh suka dengan caramu menata rencana, ruang, dan kebenaran, sehingga keluargamu berwujud romantisme.
hampir mirip ketika kau bicara pada kanvasmu, sesukamu mewujudkan ingin.
satu lagi,,," kau memang terlalu intim dengan egositas, hapir seluruh gagasanmu didasari oleh sesukamu. Meskipun aku tak terpanguruh untuk berhenti menjadikanmu guru.
_______________
Tetapi kemarin, wajahmu terlihat kriput layu, entah apakah jarak pandangku yang terlalu sempit dari lobang jendela kamar belakang, atau terlalu polos setiap kali aku menilaimu. ''.... kupastikan saja kali ini aku menjadi muridmu yang baik, dan harus berkata benar seperti prinsip jalanmu.