Mohon tunggu...
ahmad el fahmi
ahmad el fahmi Mohon Tunggu... Administrasi - i'm come back

seorang pekerja lepas.. mencoba mengisi hari dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Asmara Bisu

24 Mei 2016   18:40 Diperbarui: 12 April 2017   07:00 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


gemerincing dedaunan menggumam

menyanyikan lagu sendu

dalam hembusan angin malam

saat bulan pun menatap di balik awan 

seakan tiada mampu untuk memecah kegelapan

secercah cahaya berkilauan

mengukir indah dalam rinai penantian

mencoba memedar memecah gelap

walau hanya bertitik kedip 

dalam kelamnya malam

mentari palsu bersinar kelabu

menggapai cita-cita yang semu

semua ukir harapan dalam bingkai kehidupan

kini lenyap ditelan badai kenistaan

ibarat dedaunan yang kering kerontang

terhempas jatuh berhamburan

berkalang tanah pecah retakan

menjadi alunan debu-debu harapan

taman jiwa kini telah gersang

tanpa siraman cinta dan kasih sayang

kehampaan demi kehampaan yang terus meresahkan

ku coba untuk menggapai harapan

mengukir kisah walau dalam khayalan

menepis luka yang sudah begitu dalam

mencari sebongkah impian yang masih tersisa di sana.

Rawa Sakti

May, 24, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun