gemerincing dedaunan menggumam
menyanyikan lagu sendu
dalam hembusan angin malam
saat bulan pun menatap di balik awanÂ
seakan tiada mampu untuk memecah kegelapan
secercah cahaya berkilauan
mengukir indah dalam rinai penantian
mencoba memedar memecah gelap
walau hanya bertitik kedipÂ
dalam kelamnya malam
mentari palsu bersinar kelabu
menggapai cita-cita yang semu
semua ukir harapan dalam bingkai kehidupan
kini lenyap ditelan badai kenistaan
ibarat dedaunan yang kering kerontang
terhempas jatuh berhamburan
berkalang tanah pecah retakan
menjadi alunan debu-debu harapan
taman jiwa kini telah gersang
tanpa siraman cinta dan kasih sayang
kehampaan demi kehampaan yang terus meresahkan
ku coba untuk menggapai harapan
mengukir kisah walau dalam khayalan
menepis luka yang sudah begitu dalam
mencari sebongkah impian yang masih tersisa di sana.
Rawa Sakti
May, 24, 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H