Apa itu pertanian? Kita semua pasti sudah sering mendengar yang namanya pertanian. Pertanian merupakan bidang yang memiliki cakupan yang luas. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegitan yang kita lakukan sehari-hari bisa saja berkaitan dengan pertanian, walaupun sudah ada penghubungnya sekalipun. Sebagai contoh yaitu pada saat kita makan nasi atau sayur.Â
Nasi dan sayur tersebut merupakan hasil dari pertanian. Namun dengan sistem bagaimanakah hasil pertanian itu dibudidaya? Yakinkah kita bahwa tanaman tersebut sehat atau tidak memiliki dampak bagi kita? Kita sebagai konsumen jarang sekali memikirkan hal tersebut. Pada saat ini sudah ada beberapa petani yang sadar terkait sistem pertanian mereka yaitu beberapa dari sudah beralih untuk memakai sistem pertanian organik.
Pertanian organik adalah suatu sistem pertanian yang mendorong terbentuknya tanah dan tanaman yang sehat dengan melakukan praktik-praktik budidaya (Kartini & Budaraga, 2020). Sistem pertanian Organik adalah model pertanian yang menerapkan sistem budidaya pertanian tanpa menggunakan bahan kimia sintetis atau sistem pertanian budidaya yang hanya menggunakan bahan-bahan alami (Marzuki & dkk, 2021).Â
Dalam sistem pertanian organik akan memungkinkan timbuk banyak hal atau bisa juga disebut dampak yang positif. Tidak hanya menghasilkan tanaman yang sehat yaitu yang nantinya kita konsumsi sebagai makanan, akan tetapi juga dalam penerapan sistem ini dapat membantu dalam pembentuknya tanah yang baik.Â
Pertanian organik ini bermaksud untuk mengurangi penggunaan bahan kimia seperti, pestisida dan pupuk kimia. Dalam sistem pertanian organik ini memanfaatkan bahan organik dalam budidayanya.
Pada saat ini sistem pertanian organik sangat direkomendasikan kepada para petani dalam budidaya tanaman. Penggunaan sistem pertanian organik ini tentunya memiliki tujuan ataupun manfaat. Tujuan pertanian organik dapat mudah kita temukan dalam aspek kesehatan dan ramah lingkungan. Dalam aspek kesehatan, bahan yang digunakan dalam pertanian organik tentunya adalah bahan organik yang aman bagi kesehatan tubuh kita.Â
Karena dalam penggunaan penggunaan bahan kimia, apabila itu berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Bahan organik juga tentunya ramah lingkungan, sebab dalam pengelolaan lahan dengan bahan organik ini mampu membantu dalam pembentukan tanah yang baik supaya dapat tetap terjaga, tanah tetap subur dan tidak mengalami penurunan kulaitas dari tanah.Â
Pertanian organik merupakan satu cara pertanian yang holistic: disamping produksi barang dengan kualitas yang tinggi, satu tujuan penting adalah konservasi dari sumberdaya alam tanah yang subur, air yang bersih dan keragaman hayati yang kaya (IPB, 2021).
Ada beberapa manfaat yang didapatkan dalam sistem pertanian organik. Menurut Permatasari, dkk (2021), dengan petani beralih untuk mengusahakan pertanian organik terdapat beberapa keuntungan yang dapat dirasakan antara lain, harga produk organik lebih tinggi dari produk biasa, produk organik lebih menyehatkan, biaya produksi organik lebih irit dibandingkan dengan produksi konvensional, dan proses pemupukan tidak tergantung pabrik kimia.Â
Tidak sedikit dari petani yang kini mengembangkan lahan budidayanya beralih dengan menggunakan sistem pertanian organik.
Saat ini sudah banyak dikembangkan produk yang mendukung sistem pertanian organik. Sebagai contoh adalah pupuk organik. Pupuk organik banyak dikembangkan dan sebenarnya penggunaan ini ramah lingkungan. Penggunaan pupuk organik dan dengan pemanfaatan mikroorganisme dalam tanah dapat membantu proses pembentukan tanah yang nantinya mempengaruhi dari unsur hara dan kandungan yang ada dalam tanah.Â
Karena telah diketahui bahwa penggunaan bahan kimia secara terus menerus justru dapat menurunkan fungsi tanah. Sehingga menyebabkan tanah kurang subur ataupun hasil panen berkurang.
Peralihan dari sistem pertanian konvensional menjadi sistem pertanian organik memang cukup terasa perbedaannya. Sistem pertanian konvensional biasanya cepat dalam pembudidayaan tanaman yaitu cepat panen. Sedangkan dalam sistem pertanian organik sedikit lama dalam budidaya karena memerlukan waktu dan proses yang lebih lama.Â
Akan tetapi dibanding sistem pertanian konvensional, sistem pertanian organik lebih memiliki banyak manfaat jangka panjang yang sangat diperlukan untuk kedapannya.
Tanaman yang sudah banyak dibudidayakan secara organik bagi masyarakat Indonesia adalah padi, sayuran, buah, bunga. Sebagai contoh adalah padi. Dalam pertanian padi organik dapat dikalukan panen sebanyak dua kali setahun sedangkan pada padi konvensional sebanyak tiga kali setahun (Permatasari & dkk, 2021).Â
Kebanyakan dari petani di Indonesia yang masih memilih menanam padi secara konvensional karena jumlah panen dalam setahun bisa sampai tiga kali. Sebenarnya jika lebih diperhatikan lagi, produk hasil dari sistem pertanian organik lebih mahal dibandingkan sistem pertanian konvensional.
Beralihnya petani konvensional menjadi sistem pertanian organik bisa juga disebabkan karena harga pestisida ataupun pupuk kimia yang semakin tinggi. Selain pupuk organik, saat ini juga banyak dikembangkan pestisida secara organik dari bahan-bahan sekitar yang ada disekitar kita.
Pestisida organik ini tentunya lebih ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan. Karena biasanya pestisida kimi yang disemprotkan pada sayuran cukup berbahaya jika menempel pada sayur yang akan dikonsumsi. Â Â Â Â Â
     Â
Daftar Pustaka
IPB, D. G. (2021). Pengembangan Pertanian Organik Di Indonesia. Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Kartini, N. L., & Budaraga, I. K. (2020). Pertanian Organik Penyelamat Hidup. Seleman: Deepublish.
Marzuki, I., & dkk. (2021). Budidaya Tanaman Sehat Secara Organik. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Permatasari, P., & dkk. (2021). Pertanian Organik. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H