Saat ini sudah banyak dikembangkan produk yang mendukung sistem pertanian organik. Sebagai contoh adalah pupuk organik. Pupuk organik banyak dikembangkan dan sebenarnya penggunaan ini ramah lingkungan. Penggunaan pupuk organik dan dengan pemanfaatan mikroorganisme dalam tanah dapat membantu proses pembentukan tanah yang nantinya mempengaruhi dari unsur hara dan kandungan yang ada dalam tanah.Â
Karena telah diketahui bahwa penggunaan bahan kimia secara terus menerus justru dapat menurunkan fungsi tanah. Sehingga menyebabkan tanah kurang subur ataupun hasil panen berkurang.
Peralihan dari sistem pertanian konvensional menjadi sistem pertanian organik memang cukup terasa perbedaannya. Sistem pertanian konvensional biasanya cepat dalam pembudidayaan tanaman yaitu cepat panen. Sedangkan dalam sistem pertanian organik sedikit lama dalam budidaya karena memerlukan waktu dan proses yang lebih lama.Â
Akan tetapi dibanding sistem pertanian konvensional, sistem pertanian organik lebih memiliki banyak manfaat jangka panjang yang sangat diperlukan untuk kedapannya.
Tanaman yang sudah banyak dibudidayakan secara organik bagi masyarakat Indonesia adalah padi, sayuran, buah, bunga. Sebagai contoh adalah padi. Dalam pertanian padi organik dapat dikalukan panen sebanyak dua kali setahun sedangkan pada padi konvensional sebanyak tiga kali setahun (Permatasari & dkk, 2021).Â
Kebanyakan dari petani di Indonesia yang masih memilih menanam padi secara konvensional karena jumlah panen dalam setahun bisa sampai tiga kali. Sebenarnya jika lebih diperhatikan lagi, produk hasil dari sistem pertanian organik lebih mahal dibandingkan sistem pertanian konvensional.
Beralihnya petani konvensional menjadi sistem pertanian organik bisa juga disebabkan karena harga pestisida ataupun pupuk kimia yang semakin tinggi. Selain pupuk organik, saat ini juga banyak dikembangkan pestisida secara organik dari bahan-bahan sekitar yang ada disekitar kita.
Pestisida organik ini tentunya lebih ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan. Karena biasanya pestisida kimi yang disemprotkan pada sayuran cukup berbahaya jika menempel pada sayur yang akan dikonsumsi. Â Â Â Â Â
     Â
Daftar Pustaka
IPB, D. G. (2021). Pengembangan Pertanian Organik Di Indonesia. Bogor: PT Penerbit IPB Press.