Menunggu adalah hal yang membosankan bagi banyak orang, termasuk aku. Satu bulan lebih menunggu visa akhirnya aku bisa berangkat lagi ke Hong Kong. Memulai kerja ditempat baru, suasana baru, membuatku sedikit nervous. Syukur semua keluarga majikanku baik semua, hingga Mrs Le menyuruhku tidur dikamar puterinya yang kini sedang kuliah di Australia. Tak hanya luas, tetapi juga ada kamar mandi pribadinya. Mrs Le hanya berpesan jangan menggunakan lemari baju milik putrinya.
“Kamu sementara tidur dikamar ini, kamar kamu lagi diperbaiki”
“Baik Mrs Le”
Aku segera merapikan barang-barangku, lalu turun kebawah untuk menyiapkan makan malam.
Makan malam bersama sudah menjadi tradisi dikeluarga ini, dan aku pun makan bersama mereka. Tak ada rasa canggung mereka terhadapku, meski aku orang baru dirumah mereka. Semua kerjaan sudah selesai dan aku segera naik kelantai atas, ingin rasanya segera merebahkan tubuh ini. Tapi niat itu aku urungkan dan aku bergegas mandi.
Entah sudah berapa kali aku membolak-balikan bantal nan empuk ini, tapi mataku enggan terpejam. Kulirik jam dinding berbentuk hati, merah muda itu
“Hufft … Mana sudah jam dua belas tiga puluh lagi” Ucapku pelan.
Sebenarnya aku tak ingin kerja jauh dari keluarga tetapi karna himpitan ekonomi dan ayah sakit-sakitan, akhirnya aku memutuskan kerja ke Luar Negeri. Pengalaman kerja pertama membuatku tak kesulitan dalam komunikasi dan bekerja sekarang.
“Haduh betapa beruntungnya diriku ini mendapat Boss yang baik sekali” Gumamku.