ucapan Emak menimbulkan keharuan hingga aku tak mampu menahan airmataku saat itu. Percakapan tersebut masih terpatri jelas di ingatanku, meski sudah bertahun-tahun berlalu. Karena percakapan itulah yang membuatku bersemangat menyelesaikan kuliah, agar bisa membawa ibuku ke Jakarta, dan mempersembahkan ijazah sarjanaku padanya.Â
seorang ibu, selalu mengutamakan anaknya dalam segala hal. Begitu pula dengan Emakku. Setiapkali berdoa seusai shalat, yang lebih dahulu didoakan adalah anak-anaknya. Pada libur lebaran idul fitri yang lalu, saat aku berkesempatan pulang kampung dan menghabiskan waktu bersamanya. Ibuku mengungkapkan doa yang selalu ia panjatkan akhir-akhir ini. Bahwa ia mendoakan agar aku segera bertemu dengan jodohku dalam waktu dekat. Aku hanya mampu tersenyum, Emakku selalu mendahulukan kesejahteraan dalam kehidupan setiap anaknya. Selalu mendoakan yang terbaik bagi anak-anaknya.Â
"Mak, jangan terus mendesakku untuk menikah. Aku masih ingin kerja, cari uang buat Emak dan adik-adik."
Emak tersenyum mendengar ucapanku, tapi senyumnya langsung menghilang ketika aku katakan bahwa aku bersedia dilangkahi oleh adik perempuanku untuk menikah. Dengan cemberut EMak langsung menyatakan ketidaksetujuannya. Akupun hanya mampu tertawa melihat ekspresi emakku yang kuanggap lucu.Â
Di lain waktu Emak juga pernah bilang, bahwa sejatinya seorang anak akan menjadi milik orang lain ketika anak itu telah dewasa. Tugas orangtua hanyalah membesarkan dan mendidik anak dengan baik. Emakku, yang setiap hari bangun pagi untuk membelikan sarapan bagi seluruh anggota keluarga. Emakku, yang sampai saat ini masih memandikan dan mendandani adik-adikku yang hendak berangkat sekolah. Emakku, yang tak pernah meminta apapun kepada anak-anaknya. Emakku, yang selalu menyisipkan doa dalam setiap dzikir dan wiridnya. Emakku yang tak pernah mengharapkan balasan apapun dari semua yang telah ia lakukan selama hidup demi keluarganya.Â
Emakku, wanita paling berharga yang ada dalam hidupku. Sekarang dan selamanya.Â
Foto: Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H