Mohon tunggu...
Fitriyani
Fitriyani Mohon Tunggu... Freelancer - Junior Editor at Delilahbooks.com

A woman who loves writing story beyond her imagination.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kompasianival,Desa Rangkat Dan Kompasiana

15 Desember 2015   16:13 Diperbarui: 15 Desember 2015   16:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak Kompasianival pertama kali di adakan tahun 2011 du FX Sudirman, saya tak pernah absen datang. Kompasianianival pertama saya datang karena penasaran, tahun-tahun berikutnya saya datang ke kompasianival hanya karena satu alasan: DESA RANGKAT. demikian melekatnya Desa Rangkat di hati saya sehingga membuatnya selalu menjadi motivasi saya untuk datang ke kompasianival, bahkan meski saya tak aktif lagi menulis, bahkan meski kompasianival tidak ada booth komunitas dan hanya bisa lesehan di pojok, saya tetap datang karena berharap bertemu dengan warga Desa Rangkat.

Pada Kompasianival tahun ini, rencananya Desa Rangkat akan sekalian kopdar dan merayakan ulang tahun Desa Rangkat yang kelima. Akan tetapi, kondisi Desa Rangkat yang belakangan ini 'Mati Suri' membuat hal itu sulit terealisasi. Seharusnya, Tugas mempersiapkan Desa Rangkat untuk hadir di Kompasianival dan menyiapkan kopdar ulangtahun bisa dibagi ke beberapa warga Desa Rangkat yang bermukim di Jakarta, karena Kompasianival selalu diadakan di jakarta, dan rencananya tahun ini Kopdar diadakan di Jakarta Juga, barengan dengan Kompasianival. Saya Sendiri diserahi tugas untuk menyiapkan keperluan Booth Desa Rangkat di Kompasianival, sedangkan yang bertanggungjawab untuk mengurus acara kopdar dan ulang tahun Desa Rangkat adalah Mak Marla Lasappe.

Sejak beberapa bulan lalu saya sudah sibuk wara-wiri di grup Desa Rangkat Facebook untuk menyiapkan konsep acara di booth, juga menyiapkan kaos khas Desa Rangkat yang khusus di desain oleh Ki Dalang Edi Siswoyo. Bolak balik menghubungi Ki Dalang hingga Desain kaos jadi, kemudian bolak balik ke percetakan kaos, tekhnikah meeting dengan kompasiana, bolak balik konfirmasi mengenai rundown acara kompasianival yang melibatkan Desa Rangkat. Semua saya lakukan dengan sepenuh hati karena cinta saya pada Desa Rangkat.

Menjelang Hari H, rencana berubah total. Mak Marla yang sedianya bertugas menyiapkan kopdar dan ulang tahun Desa Rangkat di rumah Pak Windu mendapat undangan ke Istana untuk makan siang dengan presiden, euforia kebahagiaan karena bisa bertemu langsung dengan orang nomor satu di negeri ini membuatnya lupa pada hal kesepakatan yang telah ia setujui sebelumnya, untuk mengurusi kopdar Desa Rangkat.

Akhirnya acara Kopdar dan perayaan ulang tahun di rumah Pak Windu terpaksa di batalkan, warga Rangkat yang hadir di Kompasianival kemudian menyepakati bahwa kami akan sowan ke rumah Pak Windu pada hari minggu sore, untuk mengganti acara kopdar yang batal dilaksanakan. Warga Rangkat yang hadir di kompasianival kali ini tidak terlalu banyak, dan kebanyakan cewek semua. Mbak Jingga yang datang dari Bali, Kakek Astoko dari Jogja, Mbak Asih datang dari Makassar, Mbak Imas datang dari Lampung, Mbak Lia Banowati datang dari Bandung, Bunda Yenti naik kereta pagi-pagi dari Banten, mas Relly dan Mbak Dewaiyang datang bersama si cantik Adisya dari Tangerang. masih ada Bunda Yanti dan Pak edy, Kak Ranti, Fidia, Kak Acik dan Mbak Dewa, serta kawan-kawan Rangkat lain yang lebih fokus di booth komunitas lain daripada di Rangkat.

Di tengah kebahagiaan karena bisa bertemu lagi dengan keluarga dari Desa Rangkat, terselip kesedihan karena Booth kami sepi dikunjungi, pengaturan panggung utama dan panggung komunitas yang dipisah juga memiliki andil dalam hal ini. Karena dengan terpisahnya kedua panggung tersebut, maka pengunjung di arena booth hanya sedikit, semua perhatian pengunjung Mall gandaria City terfokus pada panggung utama dengan rangkaian pengisi acara yang "wah" sekali. Kami yang berada di arena booth hanya bisa sesekali mengunjungi panggung utama, di tengah tugas untuk memperkenalkan komunitas kami dan saling mengunjungi booth komunitas lain. Saya sendiripun tak mengikuti segala aktivitas di panggung utama, karena fokus utama saya adalah booth Desa Rangkat, jadwal perform Desa Rangkat di panggung komunitas, dan jadwal wawancara live streaming Desa Rangkat dengan Koplak Yoband.

Saya akui, Desa Rangkat tak lagi seaktif dulu dalam meramaikan laman kompasiana, setelah kekecewaan besar yang dialami Desa Rangkat pasca Kompasianival 2012 yang membuat sebagian besar warga Desa Rangkat membekukan akunnya di kompasiana dan berhenti menulis di Kompasiana. ditambah lagi kesulitan login dan akses ke kompasiana yang membuat warga Desa Rangkat semakin malas untuk menajamkan pena lewat kompasiana. Dan sekarang, berbagai kesibukan di dunia nyata menyedot semua energi para warga Desa Rangkat hingga tak lagi bisa meluangkan waktu sekedar duduk dan menulis di Kompasiana. Perlu kerja keras agar Desa Rangkat bisa aktif di Kompasiana seperti dulu, Desa Rangkat juga perlu menyembuhkan diri dari luka yang ditorehkan kompasiana pada Kompasianival 2012 lalu.

Meski Desa Rangkat jarang kelihatan di Kompasiana, aktifitas dan silaturahmi para warganya masih berjalan dengan baik. Hanya saja tidak lewat balas-balasan komen atau tulisan di kompasiana seperti dulu, kami bertegur sapa lewat media facebook dan sosial media lainnya. event-event menulis pun masih sering dilakukan, meski medianya berganti, tidak lagi di kompasiana, namun di facebook. pergantian kades pun terus dilaksanakan rutin setiap setahun sekali, Dan saat ini Kades Keenam telah terpilih, yakni kang Inin Nastain, Saya sendiri menjabat sebagai Sekertaris Desa Rangkat untuk kedua kalinya.

Saya telah jatuh cinta pada Desa Rangkat sejak pertama kali saya menjatuhkan tatapan pada kumpulan warga Desa Rangkat yang hadir pada Kompasianival 2011. Karenanya, saya tak akan membiarkan Desa Rangkat tenggelam di tengah maraknya komunitas baru yang bermunculan di Kompasiana. Desa Rangkat harus tetap eksis, karena kami bukan komunitas yang sekedar bersenang-senang. kami komunitas yang menyatu dengan hati. Gaung Desa Rangkat memang hilang di Kompasiana, namun kami tetap ada, nyata dan bernyawa.

 

 

foto-foto: Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun