Mohon tunggu...
Fitriyani
Fitriyani Mohon Tunggu... Freelancer - Junior Editor at Delilahbooks.com

A woman who loves writing story beyond her imagination.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

{FFRangkat} Airmata Teratai

13 September 2012   11:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:31 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hati di landa kekeringan tak mungkin teratai kan tumbuh di sana* Fietry tepekur di tepi danau, sekuntum bunga teratai ungu nampak tersenyum kepadanya. Namun entah, Fietry tak mampu menikmati keindahannya. tersebab duka yang kini menyelimuti batinnya.Sengaja ia bersembunyi di balik pohon, menunggu Cupi dan Bunda Yety pergi, ia ingin merenung sendiri di tepi danau ini. sembari memandangi bunga teratai yang mekar dalam sunyi. Setetes kristal cair meluncur di pipi Fietry, tak lama kemudian ia sesenggukan. Menangis dalam kesunyian danau di senja hari. " Teratai, bantulah aku untuk menjadi kuat sepertimu. tegak berdiri sendiri di tengah danau ini." Fietry kembali terisak. Terbayang kembali di benak Fietry pertemuannya dengan Icha di Pos Ronda tadi. " Kamu seharusnya kayak Jingga dong, dia berhasil menang lomba dapet sepuluh juta, padahal gak pernah ngomong apa-apa. Kamu? selalu ngomong minta doa, nazar ini itu, tapi mana buktinya? nonsense!" Ucapan Icha terasa seperti palu menghantam hati Fietry. " Mbak, tolong jangan bandingin aku sama dia. keberuntungan kami berbeda meski tinggal satu desa." Fietry hanya mampu menahan sesak dalam batinnya mendengar ucapan Icha. Belum lagi omongan kang inin ketika mereka turun gunung kemarin, Mas Hans mengusulkan untuk mengadakan pemilihan Duta Desa Rangkat guna mewakili Desa Rangkat di kancah dunia. Fietry seketika menyetujui dan ingin mendaftar. tapi, kang Inin menanggapi dengan sinis. " Kamu yakin, Fiet? orang yang ga tau apa-apa tentang desa Rangkat mau mewakili kami di kancah dunia. Kamu gak sadar diri ya? ngaca dong!" Serta merta Fietry terdiam. Airmata Fietry menderas, ia kembali terisak. Pandangannya kabur karena kornea matanya penuh genangan air, teratai pun jadi tak terlihat olehnya. " Bagaimana aku bisa mencintai seorang lelaki? jika cintaku pada fiksi belum terlunasi? Aku tak sekuatmu, Teratai. Aku terlalu rapuh sebagai pemujamu." Fietry masih tersedu. Tiba-tiba sebuah sapu tangan putih hadir di depan muka Fietry. Fietry menoleh pada orang yang menyodorkan sapu tangan itu, kalimat yang diucapkannya terasa bagai embun yang menyejukkan hati Fietry. " Teratai hanya berembun di pagi hari, karena kemudian ia akan cerah berseri sepanjang pagi hingga senja hari. Hapuslah embun di wajahmu, berserilah seperti teratai yang kau kagumi itu." Fietry tercenung, siapa orang ini? -------------------------------- #RangkatCintaSederhana *Teratai, Inka Christie --------------------------------------------------------------------------------------- Fiksi ini dibuat untuk ikut meramaikan perang FF dalam menyambut HUT Desa Rangkat yang kedua dengan tema #RangkatCintaSederhana juga sebagai balasan dari FF Cupi Teratai Ungu Foto: Arsip Desa Rangkat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun