Tak lama kemudian Hans muncul dengan membawa setangkai mawar dan sebatang coklat. Icha langsung sumringah menyambut kedatangannya. Inin hanya mampu meringis menahan tangis. Inin geram, tangannya terkepal kuat. Inin menggebrak meja dan memanggil nama ibunya.
“ Nyaaaakkk!!!” teriakan Inin menggelegar hingga membuat kaca jendela kelas pecah berantakan.
Bersama teriakan Inin, muncul angin kencang yang menerbangkan bangku-bangku di kelas. Rupanya nama Nyak Yetymembawa kekuatan bagi Inin untuk membuat angin bertiup kencang. Dengan langkah tegap Inin maju menghampiri Icha dan Hans yang terbengong melihatnya. Inin merampas bunga mawar yang dibawa Hans kemudian melemparnya ke lantai dan menginjaknya sampe hancur, kemudian dia menyingkirkan Hans dari hadapan Icha. Icha terpana melihat Inin yang terlihat gagah dan mempesona di hadapannya.
“ Inin, maneh ko bisa jadi kasep begini? Oh, Inin…abdi teh bogoh pisan ka maneh,,,”
Inin tersenyum kemudian merangkul Icha yang langsung bergelayut manja di pundaknya. Oh indahnya dunia…
Tapi tunggu dulu, ternyata oh ternyata, semua itu hanya khayalan Inin semata. Mimpi di siang bolong, Inin tersadar dari lamunan indahnya dan melihat Icha yang melenggang pergi bersama Hans. Kenyataan tak seindah lamunan….towewewengg!!
***
Hari ini Inin datang ke tempat les balet Icha, sekotak dodol special telah Inin siapkan untuk dipersembahkan pada Icha, keyakinan Inin setinggi gunung Ciremai kalo dengan dodol itu Icha bakalan balik jadi pacarnya lagi. Begitu Icha selesai latihan balet, Inin segera mendekatinya.
“ Icha, gue bawain dodol nih. Lu pasti suka.”
Icha melirik sekilas pada kotak dodol yang disodorkan Inin.
“ Aduh Inin, maneh teh kamana wae atuh? Jaman udah canggih begini, masa ngasih dodol ke cewek? Gak keren ah.” Ucapan Icha membuat Inin tertunduk lesu.