Ra dan Ran
"Mungkin,aku memang ga layak buat kamu,Ra. Kamu punya segalanya, sedangkan aku tidak." kalimat putus asa itu terlontar dari mulut Ran, cowok pendiam dan selalu merasa minder dengan apa yang dimiliki oleh orang lain.
Alis Ra terangkat, "Aku punya segalanya? What you mean?"
"Keramahan, keceriaan, hati yang lembut dan penuh perhatian. Kamu punya segalanya yang bisa membuat orang jatuh cinta. Sedangkan aku, membuat orang lain betah di dekatku saja susah."
"Kamu salah, Ran." Ra menggeleng tegas, anak rambutnya tertiup angin sore.
"Pasti banyak cowok yang sudah memberikan hatinya ke kamu, Ra. Kelebihanmu terlalu banyak, tak akan ada cowok yang bisa mengabaikan pesonamu."
"Stop, Ran. Aku ga suka pembicaraan ini." Ra berkata tegas.
"Maaf kalo aku sudah mengganggu hidupmu. Aku pergi ya, Ra." Ran beranjak pergi.
"Randi!" suara Ra menghentikan langkah Ran.
"Ada satu hal yang tak pernah kumiliki secara utuh di dunia ini. Yaitu hatiku, dia selalu pergi meninggalkanku untuk menjatuhkan diri di hadapan orang yang dipilih takdir. Tak peduli seberapa banyak cowok yang memberikan hatinya padaku, aku tak punya kuasa untuk membalasnya. Karena hatiku memilih sendiri, kepada siapa ia akan berlabuh." Ra menatap nanar pada Ran yang terpaku memandanginya.
"Kali ini, hatiku memilihmu sebagai tempatnya menjatuhkan diri. Kau boleh menyimpannya jika kau mau, aku tidak akan mengambilnya kembali." Sebelum Ran sempat menanggapi ucapannya, Ra berbalik pergi.
"Lyra!" Ran berusaha mencegah kepergian Ra.
"Maaf, aku tidak punya waktu untuk orang pesimistis dan tak percaya diri sepertimu." Ra melanjutkan langkah, meninggalkan Ran mematung kebingungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H