Mohon tunggu...
Sutrisno S Parasian Panjaitan
Sutrisno S Parasian Panjaitan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kaizen | Complex being | Miscellaneous

Be Better. Maksimalkan Potensi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjalanan Hidup Selama Kuliah

2 April 2023   05:40 Diperbarui: 14 April 2023   02:05 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pada tulisanku kali ini aku ingin menceritakan pengalaman pribadiku saat di kampus.

Dulu aku berkuliah di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara stambuk 2009 dengan jurusan Agroekoteknologi. Pada semester pertama kuliah aku berusaha untuk jadi mahasiswa yang aktif dan gaul. 

Sebelumnya sewaktu SMA aku tidak seaktif itu. Waktu SMA aku pilih-pilih teman, hanya yang satu frekuensi denganku saja yang menjadi teman yang cukup akrab denganku. Namun saat di awal-awal kampus aku berusaha untuk bisa berbaur dan akrab dengan siapa saja. Di awal perkuliahan semua terasa baik-baik saja. Hingga masuk ke Semester 2 ketika jadwal perkuliahan semakin ketat. Karna merasa kewalahan dengan beban pikiran menumpuk sehingga ku putuskan untuk cuti di pertengahan semester 2.

Keputusan cuti itu ku ambil karena ada beberapa teman yang melakukan hal yang sama. Mereka mengambil cuti dengan tujuan agar dapat waktu lebih senggang sehingga bisa coba SNMPTN lagi untuk pindah dari Fakultas Pertanian USU. Beberapa dari mereka di semester berikutnya akhirnya ada yang pindah ke Fakultas Ekonomi USU, Fakultas Hukum USU dan kampus lain di luar USU. 

Aku juga awalnya berniat pindah seperti mereka. Tapi aku tidak disetujui orang tua untuk pindah ke Universitas lain karena aku hanya mau pindah kalau Universitas nya beda. Akhirnya saat itu aku hanya mencoba ujian STAN saja tapi tidak lulus.

 Setelah itu karena ternyata tidak lulus aku kembali masuk setelah cuti di semester 2. Meskipun tidak berhasil pindah kampus tapi banyak hal-hal baru yang aku pelajari selama cuti dan kebanyakan hal tersebut tidak berkaitan dengan jurusan perkuliahanku. Dan kebiasaan mempelajari hal-hal baru itu terbawa sampai sekarang.

Dampak yang paling nyata akibat aku cuti adalah pertemananku yang awalnya cukup kompak. Karena aku tidak bersama mereka beberapa waktu, mereka menjadi kurang menerimaku. Semenjak saat itu aku menjadi cupu, bukan karena tidak mau bergaul tapi aku dikucilkan. 

Selama berkuliah mungkin terlalu banyak kegiatan mahasiswa yang aku ikuti. Mulai dari paduan suara fakultas, Komunitas Mahasiswa Kristen, Organisasi GMKI, Pengurus mahasiswa jurusan dan yang paling menguras energi itu adalah kepanitiaan Ospek dan Inagurasi untuk Junior. 

Selain itu aku juga sempat menjalani kerja part time beberapa kali selama kuliah. Jujur karena terlalu banyak kegiatan yang aku ikuti baik kegiatan dan perkuliahan terganggu. Semua ku lakukan agar menambah koneksi. Namun dimasa sekarang aku sadar, sebelum mencari koneski alangkah lebih baik jika pondasi kualitas diri sudah baik terlebih dahulu yang mana ditunjukan dengan perkuliahan dan belajar yang belajar dengan baik.

Beberapa kali aku down selama menjalani perkuliahan. Dan momen terberat itu adalah saat Bapakku meninggal Desember 2011 yang silam. Saat itu aku baru masuk kelas dan hendak memulai kuliah. Kami semua duduk didalam ruangan sambil bercengkrama seperti biasa. Tiba tiba teman satu jurusan dari group lain datang masuk menghampiriku sambil membawa kabar kalau Bapaku sudah meninggal di rumah sakit. 

Saat itu bapaku memang sudah sakit-sakitan dan sedang dirawat di rumah sakit. Pulang kuliah biasanya ku sempatkan untuk menjaga bapak menggantikan mama yang pulang ke rumah sebentar. Akhirnya mendengar kabar itu, akupun bergegas ke rumah sakit meninggalkan perkuliahan tanpa menghiraukan apapun. Aku bergegas tancap gas dan tidak sengaja terpeleset dan jatuh dari kereta(sepeda motor). 

Lalu aku bangkit lagi dan lanjut bergegas tancap gas ke rumah sakit. Sesampai nya di rumah sakit dengan terisak isak sambil melihat Jenasah Bapak yang sedang dibersihkan. Memang beberapa hari sebelum bapakku meninggal aku sudah mulai bermimpi aneh-aneh tapi tak ku hiraukan karena cuma mimpi. Ternyata hal-hal semacam itu memang bisa jadi sebuah pertanda.

Aku sempat menjadi Asisten Dosen meskipun hanya 1 semester.  Saat itu aku menjadi Asisten Dosen untuk Praktikum Dasar Hama dan Penyakit Tanaman. Aku mejadi asisten dosen karena nilaiku pada matakuliah itu bagus dan aku sangat dekat dengan para senior di jurusan Hama dan Penyakit Tanaman. Namun selama menjadi asisten dosen perjalananku tidak mulus.

 Aku berusaha menjadi asisten dosen yang ramah dan friendly kepada para junior, mungkin terlalu friendly. Namun para senior menganggapku menurunkan marwah senioritas karena rata-rata asisten dosen saat itu terkenal tidak mudah didekati untuk memperoleh ACC. Banyak hal yang terjadi hingga akhirnya aku berhenti menjadi asisten dosen.

Perkuliahan pun berlanjut dan akhirnya kami para mahasiswa/i Agroekoteknologi memilih spesialisasi. Pada awalnya aku berniat untuk masuk spesialisasi Hama dan Penyakit Tanaman karena aku sangat dekat dengan senior-senior disana. 

Namun mengingat aku sudah punya konflik dengan mereka, aku beranggapan aku akan dipersulit jika masuk jurusan Hama dan Penyakit Tanaman. Hingga  akhirnya aku memutuskan mengambil fokus minat di Ilmu Tanah. Dari awal perkuliahan tidak ada sekalipun terpikir olehku untuk mengambil minat Ilmu tanah. Namun demi kenyamananku menjalani perkuliahan akhirnya aku mengambil jurusan tersebut.

Ternyata memang bukan pilihan yang buruk, aku sangat menikmati proses belajar di jurusan Ilmu tanah tersebut. Terutama dalam matakuliah Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Pemetaan. Mata kuliah itu adalah favorit untuk semua mahasiswa minat Ilmu Tanah satu angkatanku. Meskipun saat belajar aku tidak tergolong jago dalam soal pemetaan namun aku sangat berniat untuk bisa melakukan skripsi seputar itu.

Akhirnya tiba lah masa-masa melakukan tugas akhir, saat aku mengerjakan tugas akhirku aku tertinggal 2 tahun dari standard yang seharusnya karena aku banyak mengulang matakuliah. Kebanyakan matakuliah yang ku ulangi itu bukan karena aku tidak bisa mempelajari ilmunya tapi karena aku kurang dekat sama yang memberikan nilai dan sering absen karena terlalu banyak kegiatan yang ku ikuti. Saat pembagian dosen pembimbing, awalnya aku ingin menjalani penelitan seputar Evaluasi Lahan dan Pemetaan seperti yang ku katakan sebelumnya. 

Namun karena kedua dosen pembimbingku spesialisasinya Kimia Tanah akhirnya aku melakukan penelitian seputar Kimia Organik Tanah. Proses bimbingan Penelitian sampai sidang akhir Meja Hijau sangat alot. Mulai dari dosen yang sibuk, biaya penelitan yang kurang, penelitian yang diganggu teman yang lebih terlambat lagi dari aku. Bisa kusimpulkan aku banyak mengalami pengalaman toxic di kampus. Dan akhirnya aku pun selesai Meja Hijau dengan nilai B+.

Tapi jangan kira momen akhir meja hijauku itu indah, saat aku keluar ruangan sidang tak ada satupun sambutan dari teman-temanku. Mereka mengucapkan selamat 2 jam setelah aku keluar dari ruangan sidang. Sangat berbeda sekali dengan teman-teman yang lain yang mana mereka diberi ucapan selamat dan dirayakan sesaat ketika mereka keluar dari ruangan sidang. 

Hingga momen-momen wisuda pun aku tidak merasakan perasaan bahagia. Justru yang aku rasakan berat, bahkan aku menangis saat dibangku wisudawan. Mungkin karena terlalu banyak mengalami pengalaman toxic selama kuliah aku jadi kehilangan esensi penting dari perkuliahanku. Satu-satunya yang aku syukuri saat aku wisuda adalah saat melihat mamaku melambaikan tangan kepadaku sambil tersenyum saat aku naik podium saat diwisuda.

Di tahun 2023 ini aku sudah memiliki pengalaman bekerja 5 tahun di bidang Agrochemical. Aku menjadi marketing pupuk dan pestisida selama 3 tahun kemudian pindah ke perusahaan pupuk cair asal Jerman bernama Aglukon dan menjadi perwakilan perusahaan satu-satunya di wilayah Asia Pasifik khususnya Indonesia. Namun aku belum cukup puas dengan pencapaian tersebut, pasalnya meskipun bekerja di perusahaan luar negri aku masih merasa kurang berkembang. Dan saat ini aku sedang berusahaa mengupgrade diri agar lebih berkembang lagi.

Melihat di masa sekarang dimana banyak anak muda sudah punya penghasilan ratusan juta bahkan miliaran per bulan, punya perusahaan, punya skill yang unik seperti coding, bahasa asing dan lain sebagainya, aku jadi merasa iri dan menyesal dengan apa yang ku alami dulu. Namun waktu terus berjalan dan yang harus ku lakukan adalah membuat diriku lebih baik lagi terus-menerus.

Dari semua kejadian itu aku menarik beberapa kesimpulan:

  • Kita perlu menjalani perkuliahan dengan fokus dan lakukanlah kegiatan-kegiatan ekstra tanpa harus mengganggu waktu kuliah. Makanya penting untuk memastikan hal ini terpenuhi sebelum mengambil kegiatan ekstra.
  • Mencari relasi itu dilakukan kalau yang utama nya beres dulu yaitu pengembangan diri(kuliah dan belajar)
  • Berteman itu yang wajar-wajar saja tidak perlu caper sekali.
  • Mengasah skill sama pentingnya dengan mencari relasi. Bahkan dengan punya skill akan lebih mudah mencari relasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun