Mohon tunggu...
Sutrisno S Parasian Panjaitan
Sutrisno S Parasian Panjaitan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kaizen | Complex being | Miscellaneous

Be Better. Maksimalkan Potensi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketiadaan dan Keberadaan

10 November 2020   02:12 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:12 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita masuk kesebuah ruangan gelap kemudian mulai meraba dan tidak menemukan apa-apa (belum), maka kesimpulan paling mudah yang kita lakukan saat itu adalah menganggap ruangannya kosong. Jika dijabarkan kita mengambil kesimpulan itu karena fokus kita untuk mencari suatu objek dalam ruangan itu untuk diamati. Dan ketika kita tidak menemukannya (belum), kita mengangganya tidak ada.

Namun andaikata begitu gelapnya ruangan itu sehingga  kita penasaran tingkat kegelapan ruangan tersebut maka saat itu kegelapan telah menjadi objek yang diamati, seperti data yang ada kegelapan punya skala atau tingkat kegelapan.


Jika sebagian dari kita menganggap pendekatan seperti ini nonsense, coba balik keadaanya menjadi terang namun kosong. Sama seperti sebelumnya saat itu fokus kita adalah kepada objek yang untuk diamati, ketika kita menganggap tidak ada objek yang diamati kita menganggaonya tidak ada. Ketika cahaya dalam ruangan itu menjadi amatan maka intensitas cahaya saat itu menjadi objek.

Kembali lagi ke keadan ruangan yang gelap tadi, sebelumnya ruangan gelap itu masih kita anggap kosong namun ketika cahaya tiba-tiba hidup ternyata ruangan nya ada banyak sekali beraneka macam benda di dalamnya. Saat itu kita akan berfikir ternyata ruangan itu berisi, namun ketika kita mencari objek amatan yang spesifik jika kita belum mendapatkan objek yang menjadi fokus amatan kita akan menganggap barang yang kita cari itu tidak ada. Bisa dibilang ada atau tidaknya sesuatu itu tergantung tingkat kesadaran pengamatan kita dan fokus untuk mengenali objek yang diamati. Dan jika tidak ada pengamat sesuatu tidak bisa dipastikan apakah ada atau tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun