KAMMI, singkat saja nama ini ku kenal tepat lebih kurang 3 tahun lalu.  Tepat di kota metropolitan Jakarta, seperti biasa sore itu selepas pulang sekolah, aku dan  teman-teman tidak langung menuju rumah namun menuju masjid dekat sekolah, ya menuju masjid dekat sekolah di bilangan Barat Jakarta. Sore itu seperti sore-sore biasanya, aku dan teman-teman berkumpul untuk ‘menambah’ asupan ilmu agama dari seorang senior yang kami panggil Bang  Jun, tapi ada yang agak aneh kuperhatikan dari seniorku ini, ya beliau mengenakan jaket hitam dengan logo kecil di dada kirinya tergambar bola dunia, tangan yang berusaha mengenggam dan tulisan cukup mentereng bertulis KAMMI disusul tulisan KOMISARIAT UHAMKA . Itu pertama kali aku mengetahui apa itu KAMMI sekilas dan belum berkesan. Tak lama berselang, datang ‘gerombolan’ alumni sekolah berjaket Hijau, datang dari Paris van Java, kota Bandung. Sekali lagi, aku melihat logo yang sama dengan tulisan tegas yang sama, KAMMI di jaket senior-seniorku itu namun yang berbeda ada tambahan tulisan KOMISARIAT TELKOM. Di agenda pelatihan untuk pengurus Rohis di sekolah kami itu, mereka semua seolah-olah membawa cahaya dengan ilmu dan gestur khas mahasiswa aktifis hingga memancar, memukau kami yang masih terombang-ambing putih abu-abu. Singkat cerita setelah itu aku mulai mantap bertekad untuk bergabung dengan KAMMI, lebih tepatnya bergabung dengan KAMMI kelak saat menjadi mahasiswa kampus seniorku, Institut Teknologi Telkom(IT TELKOM). Selang 4 bulan kemudian, tepat di bulan Juni Allah mengijabah do’aku untuk menuntut ilmu lebih tinggi di IT TELKOM, aku berhasil masuk ke kampus Putih Biru di selatan Bandung. Dan saat pendaftaran ulang mahasiswa baru, lagi-lagi aku bertemu dengan senior berjaket Hijau lagi tapi tidak ku kenal sebelumnya sampai akhirnya aku berkenalan dan bersentuhan langsung dengan gerakan yang sudah lama kuimpikan ini, bertemu, berkumpul  hingga saat tiba ‘gerbang’ masuk itu dibuka melalui pelatihan dasar bernama Daurah Marhalah 1 (DM 1). Mengalami turbulensi yang sangat tinggi di DM1, aku dan kawan-kawan satu angkatan pelatihan ini pun seolah ditanam ‘microchip’ seorang negarawan, ya negarawan bukan politikus. Menjadi Negarawan, itu adalah label baru yang harus kuperjuangkan kini di masa 'hidup' awalku di kampus Putih Biru, agak aneh tapi ada kebanggan terlebih diantara ribuan mahasiswa baru angkatan 2011 kampusku, aku dan beberapa temanku mampu merasakan gelora kepemimpinan yang terpancar dari tiap detak hidup kami di KAMMI mulai saat itu, saat kami 'dicempungkan' dalam lautan perjuangan , tepat saat dilatih hingga dicetak pada DM1. Waktu demi waktu pun berlanjut, dilalui dengan jutaan idealisme khas mahasiswa diwarnai diskusi dengan senior-senior yang memiliki kapasitas mumpuni dalam dunia pergerakan mahasiswa hingga dilumuri keringat perjuangan dan gejolak darah yang membuncah hebat sejak saat itu, saat aku mulai mencintai KAMMI. Kini setelah sekian lama, lebih kurang 3 tahun aku berada di Bandung Selatan 'berjubah' Putih Biru, bergelut bersama warna Hijau perjuangan KAMMI untuk cita-cita besar INDONESIA belajar tahap demi tahap menjadi Negarawan yang siap dengan segala kekurangan menuju kesiapan dan kesanggupan mengemban amanah-amanah besar di dalam jalur perjuangan bangsa ini, menjadi seorang pahlawan walau dalam sunyi senyap, menjadi orator pembakar semangat dalam sedu sedan. Kini KAMMI umurmu sudah beranjak dewasa di umurnya yang terbilang 15 tahun, masih tergolong muda karena dilingkupi orang-orang muda namun semakin dewasa dengan milyaran pemikiran dari ratusan ribu kadernya di penjuru negeri. Salam cintaku dari Bumi Lautan Api, untukmu yang mencintai INDONESIA, untukmu yang mencintai ISLAM dan untukmu yang mencintai serta berjuang bersama KAMMI demi kejayaan ISLAM dan kesejahteraan INDONESIA..... Setiap zaman memiliki sejarahnya Setiap zaman memiliki pahlawannya Kelak akan hadir generasi terbaik itu Kuharap itu adalah aku dan kamu Menjadi pahlawan INDONESIA
Bumi Lautan Api
23 Maret 2013
Muhammad Luthfi Ramadhan Abdul Rachman
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H