Mohon tunggu...
Muhamad Luthfi Aditya
Muhamad Luthfi Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Average Political Science Enjoyer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sunni Perspektif dalam Multikulturalisme dan Perubahan Identitas di Timur Tengah

22 Februari 2024   22:44 Diperbarui: 22 Februari 2024   22:49 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketegangan Sektarian Terhadap Identitas Sunni

Timur Tengah merupakan kawasan yang kaya akan sejarah dan budaya. Namun, kawasan ini juga sering dilanda ketegangan konflik. Jika berbicara mengenai ketegangan sektarian terhadap identitas sunni maka sudah pasti tidak akan luput dari konflik ketegangan sektarian antara sunni dan syiah. Yang dimana konflik ini telah terjadi selama berabad-abad dan telah menyebabkan banyak korban jiwa serta kerusakan.

Perbedaan antara Sunni dan Syiah berasal dari perbedaan perspektif mereka tentang penerus kepemimpinan umat Islam yang sah setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sunni menjunjung tinggi keyakinan bahwa pemimpin umat muslim harus dipilih melalui proses demokratis oleh populasi muslim. Sebaliknya, Syiah mempertahankan keyakinan bahwa pemimpin umat muslim haruslah keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Perbedaan keyakinan ini telah mengakibatkan gesekan antara kedua faksi tersebut. 

Ketegangan ini diperkuat oleh permasalahan politik dan ekonomi. Dalam segi politik, negara-negara besar secara strategis memanfaatkan keretakan politik antara Sunni dan Syiah untuk kepentingan mereka. Sebagai ilustrasi, Arab Saudi, negara yang menganut aliran Islam Sunni, telah memberikan dukungan kepada faksi-faksi Sunni di Irak, Suriah, dan Yaman. Hal ini telah mengintensifkan perselisihan sektarian di wilayah tersebut. Sedangkan dalam segi ekonomi, konflik antara Sunni dan Syiah telah mengakibatkan marjinalisasi dan penganiayaan terhadap kelompok-kelompok minoritas. Sebagai contoh, populasi Sunni di Irak sering menghadapi diskriminasi dari faksi Syiah yang berkuasa. Akibatnya, Hal tersebut menyebabkan meningkatnya sentimen sektarian di kalangan Sunni.

Strategi Untuk Mempertahankan Identitas Sunni Di Tengah Perubahan Budaya Dan Multikulturalisme

Timur Tengah, dengan keragaman budayanya serta kompleksitas historinya, menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan identitas Sunni di tengah perubahan budaya dan era multikulturalisme yang semakin meluas. Di hadapan arus globalisasi, teknologi modern, dan perubahan sosial, komunitas Sunni di Timur Tengah harus menemukan strategi yang bijak untuk memelihara keberagaman budaya dan keunikan identitas mereka. Beberapa strategi yang dapat diambil seperti yang pertama ada meningkatkan kualitas pendidikan agama. Pendidikan memiliki peran penting dalam melestarikan identitas Sunni. Sangat penting untuk memprioritaskan peningkatan kurikulum agama dengan menekankan pemahaman yang komprehensif tentang prinsip-prinsip Islam, sejarah Islam Sunni, dan warisan budaya mereka. Mengembangkan pemahaman yang komprehensif di tingkat pendidikan akan membantu komunitas Sunni dalam melestarikan keragaman budaya dan spiritualitas mereka.

Yang kedua adalah promosi dialog antar agama dan antar sektarian, sehingga dapat meningkatkan hubungan antara komunitas Sunni dan kelompok-kelompok agama lain di Timur Tengah. Proyek-proyek dialog ini mendorong kemungkinan untuk memahami perbedaan serta kesamaan, meningkatkan toleransi, dan membangun hubungan yang kuat diantara masyarakat multikultural. Yang ketiga, memanfaatkan platform media modern khususnya media sosial, sebagai sarana yang ampuh untuk memperkuat narasi baik yang berkaitan dengan identitas Sunni. Menciptakan sebuah konten pendidikan, motivasi, dan perayaan yang berpusat pada nilai-nilai budaya Sunni dapat secara efektif memerangi prasangka atau streotip dan mendorong pemahaman global yang lebih baik.

Dan terakhir harus bisa meningkatkan toleransi dan menumbuhkan pemahaman terhadap perbedaan. Umat sunni harus meningkatkan kapasitas mereka untuk bertoleransi dan pemahaman terhadap perbedaan yang mencakup perbedaan agama, etnis, dan budaya. Hal ini sangat penting untuk mendorong keharmonisan dan ketenangan dalam komunitas yang beragam. Selain itu mengembangkan pemahaman tentang persatuan umat Islam juga sangat penting bagi kaum Sunni untuk meningkatkan kesadaran mereka akan kesatuan di antara umat Islam. Memastikan solidaritas Muslim sangat penting dalam menghadapi berbagai rintangan yang dihadapi umat Islam, seperti transformasi budaya dan fenomena multikulturalisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun