***
Apa yang dilakukan Di Matteo memang sungguh brilian. Cara ini hanya terpikirkan oleh pelatih spesial. Joseph Guardiola melakukan ini saat menunjukkan klip yang dimodifikasi dari film Gladiator, di ruang ganti Barcelona jelang final Liga Champions 2009 versus Manchester United di Roma. Hasilnya, Satu gol Samuel Eto'o di serrangan pertama Barca dan satu sundulan Messi menghadirkan trofi Liga Champions ketiga ke Catalunia.
Di Matteo dengan jitu menyentuh perasaan terdalam anak asuhnya ketimbang berbicara soal taktik malam itu. Lewat video, ia ingin menyampaikan bahwa setiap pemain dan staf di Chelsea berikut keluarga mereka adalah satu keluarga. Di Matteo percaya, sebagai anggota keluarga, mereka siap bertarung demi kehormatan keluarganya.
Hasilnya, tak sekalipun mental pemain Chelsea ambruk saat dibombardir pemain Munchen. Bahkan, dua kali mereka berada di bibir jurang saat tertinggal di menit '83 dan adu pinalti, sebelum akhirnya kombinasi kehebatan Drogba dan kecerobohan pemain Munchen membawa Chelsea mengangkat 'Si Kuping Besar' julukan trofi Liga Champions.
Total, Muenchen menggedor gawang Peter Cech dengan 26 tembakan, di mana delapan di antaranya mengarah ke gawang. Dua kali Chelsea tertinggal di fase kritis, namun dengan keteguhan hati mereka membalikkan keadaan dan berpesta di kandang lawan.
Tanpa keteguhan hati yang ditularkan Di Matteo, Chelsea mungkin sudah gugur di babak 16 Besar, Maret lalu. Pasca kekalahan atas Napoli 1-3, Roman Abramovic medepak salah satu pelatih berbakat di Eropa, Andres Villas-Boas. Ia lalu mengangkat Di Matteo, 'tukang bisik' Villas-Boas dan mantan pemain The Blues.
Tak ada harapan muluk yang disematkan di pundak Italiano kelahiran Schaffhausen, Swiss 42 tahun lalu itu. Abramovic tak terlalu percaya padanya. Taipan Rusia itu pun dipercaya akan menunjuk pelatih baru musim depan. Beberapa nama adalah dua pelatih kesayangannya (dari enam pelatih yang pernah ditendangnya) Jose Mourinho dan Guss Hiddink, serta Guardiola.
Ia pun masih tak percaya saat Di Matteo berhasil mengangkangi Barcelona di semi final dan merebut trofi Piala FA. Di luar, media pun makin gencar mengorek calon penggantinya. Namun, Di Matteo tak peduli.
Ia tahu, perannya sebagai pelatih sementara di klub yang pemiliknya tak pernah puas bakal terus digoyang. Bahkan, di awal tugasnya para pemain senior membangkang. John Terry tegas menolak instruksi Di Matteo dan menobatkan dirinya sebagai bos sebenarnya.
Menanggapi itu, Di Matteo cuek. Baginya yang utama adalah mengembalikan kehormatan klub London Biru yang sudah tercoreng selama kepemimpinan Boas. Ia pun tak dendam dengan para pemain senior dengan sering menurunkan mereka di berbagai pertandingan penting.
Soal ini, ternyata pria yang pertama kali datang ke Chelsea tahun 1996 in lebih jago ketimbang mantan atasannya. Jika Villas-Boas lebih sering berkonfrontasi dengan pemain senior yang sebagian lebih tua darinya, Di Matteo memilik pendekatan personal.