Mohon tunggu...
EKY OKTAMILANI PUTRI
EKY OKTAMILANI PUTRI Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Guru BK.. Melayani dengan hati, melayani sepenuh hati..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Upaya Mengatasi Perilaku Terlambat Masuk Sekolah Dengan Konseling Individu

21 Januari 2023   20:45 Diperbarui: 21 Januari 2023   20:47 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran 

Pendekatan Behavior Teknik Kontrak Perilaku

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dalam program PPG Dalam Jabatan memberikan pengalaman nyata dan kontekstual kepada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara utuh. Dalam kesempatan ini, penulis melaksanakan PPL di SMA Negeri 1 Cawas Klaten pada hari Sabtu, 7 Januari 2023 pukul 09.30 WIB. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam layanan ini adalah untuk mengatasi perilaku terlambat masuk sekolah dengan konseling individu pendekatan behavior teknik kontrak perilaku.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah untuk  kegiatan konseling individu adanya laporan dari wali kelas dan beberapa guru mata pelajaran terkait konseli yang mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Konseli sejak dari bulan agustus setiap hari senin dan kamis terlambat masuk sekolah.
  • Di dalam kelas konseli sering tidur pada saat pelajaran
  • Konseli kurang bersemangat saat mengikuti pelajaran

Setelah dianalisis penyebab konseli memiliki perilaku terlambat masuk sekolah adalah:

  • Adanya kegagalan dalam berkomunikasi
  • Adanya permasalahan keluarga (ekonomi)
  • Kurangnya perhatian dari orang tua/ keluarga
  • Pola asuh orang tua yang tidak tepat

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh  Robbindan Judge (2013) yang menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi konflik interpersonal yaitu : komunikasi, struktur, dan variabel pribadi, karena komunikasi dapat menjadi sumber konflik, komunikasi mewakili kekuatan yang bertentangan, kesulitan dan kesalahpahaman, komunikasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi dasar terjadinya konflik.

Praktik layanan konseling individu ini penting dibagikan karena dapat menimbulkan dampak yang sangat positif dalam proses pelaksanaan layanan yaitu :

  • Proses pemberian layanan lebih efektif karena identifikasi akar permasalahan yang tepat dan menggunakan pendekatan konseling sesuai dengan permasalahan konseli.
  • Proses pemberian layanan konseling individu menggunakan pendekatan tertentu, selain sebagai ciri  khas sebagai seorang guru BK yang memiliki ketrampilan khusus juga tingkat keefektivitasan masalah terselesaikan lebih tinggi.
  • Konseli lebih dihargai karena penerimaan tanpa syarat dari guru BK.
  • Konseli lebih nyaman karena penerimaan tanpa syarat dan lebih dapat terbuka kepada guru BK mengenai masalah yang dihadapinya.
  • Terselesaikannya masalah konseli.

Yang menjadi peran dan tanggumg jawab saya dalam praktik ini adalah:

  • Menyusun Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) konseling individu.
  • Melaksanakan layanan konseling individu sesuai dengan RPL yang dibuat.
  • Mendokumentasikan dalam bentuk video proses pelaksanaan konseling individu.
  • Mengunggah video full 45 menit dan video hasil editing 15 menit untuk selanjutnya mendapatkan koreksi dan masukan dari dosen pembimbing dan guru pamong.
  • melakukan presentasi dan diskusi dari hasil praktik layanan konseling individu.
  • Melakukan refleksi, evaluasi dan rencana tindak lanjut dari kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Dalam pelaksanaan layanan konseling individu, tentu terdapat beberapa tantangan yang dihadapi. Hal yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan dari layanan ini adalah:

  • Terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah.
  • Kondisi lingkungan tempat konseling  ramai karena banyaknya kegiatan di sekitar ruang BK.
  • Kesiapan dan penguasaan konselor terhadap pendekatan dan teknik yang digunakan.
  • Kesiapan Konseli dalam proses layanan.
  • Keaktifan dan keterbukaan Konseli.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut:

  • Mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan.
  • Menyiapkan tempat/lokasi yang nyaman artinya tertutup sehingga asas kerahasiaan bisa terwujud.
  • Mempelajari pendekatan behavior teknik kontrak perilaku secara mendalam sehingga dalam proses konseling individu bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan Langkah-langkah dan sintak pendekatan behavior teknik kontrak perilaku.
  • Membina hubungan baik dengan konseli dengan membuat percakapan netral sehingga konseli merasa nyaman dan siap melakukan kegiatan konseling individu.
  • Menjelaskan asas-asas dalam konseling kepada konseli yaitu asas keterbukaan dan asas kerahasiaan sehingga konseli menjadi lebih terbuka terhadap konselor.

Dalam menyukseskan pelaksanaan layanan konseling individu ini, saya melibatkan berbagai pihak. Pihak yang terlibat dalam layanan ini di antaranya yaitu Kepala Sekolah selaku pimpinan di SMA Negeri 1 Cawas, koordinator BK dan rekan Guru BK, serta konseli sebagai sentra dari layanan konseling individu. Dalam pengambilan video, menentukan tata letak kamera rekaman dan sebagai operator Zoom Meeting, saya meminta bantuan salah satu tenaga kependidikan sebagai operator.

sumber daya dan materi yang digunakan dalam layanan ini antara lain, ruang konseling yang representatif, kontrak perilaku yang digunakan dalam kesepakatan antara konselor dan konseli dan beberapa buku terkait pendekatan konseling sebagai referensi untuk memperdalam kemampuan konselor dalam menggunakan pendekatan konseling.

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

Layanan konseling individu dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan.

Konseli dapat mengungkapkan penyebab dan solusi atas masalahnya dengan pendekatan dan tehnik yang digunakan.

Tercapainya tujuan kegiatan sesuai dengan harapan dapat memberikan efek yang positif terhadap tugas perkembangan yang harus dicapai peserta didik.

Apakah hasilnya efektif?

Konseling individu yang dilaksanakan ini efektif karena sesuai dengan identifikasi masalah konseli, dan dengan pendekatan yang digunakan konseli merasa nyaman dalam mengungkapkan permasalahannya. Hal ini terlihat dari respon konseli yang beberapa kali menghubungi Guru BK kembali untuk melakukan konseling individu dan catatan dari guru piket KBM yang menunjukkan bahwa selama seminggu setelah dibuat kontrak perilaku melalui layanan konseling individu ini, konseli tidak pernah terlambat masuk sekolah lagi.

Bagaimana respon terkait strategi yang dilakukan?

  • Respon dari teman sejawat guru BK yang lain dan koordinator guru BK sangat positif dan mendukung penuh atas kegiatan layanan yang telah dilaksanakan, karena berdampak besar terhadap motivasi belajar siswa.
  • Respon peserta didik/konseli merasa puas terhadap layanan yang diberikan, peserta didik merasa nyaman dan ingin mengikuti kegiatan layanan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Yang menjadi faktor keberhasilan yaitu:

  • Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat yang turut membantu mempersiapkan alat dalam proses layanan, proses rekaman kegiatan layanan
  • Situasi dan tempat yang mendukung terlaksananya kegiatan layanan konseling individu ini.
  • Kesiapan konselor dalam memahami RPL dan Ilmu Bimbingan dan Konseling baik dari identifikasi masalah, strategi pemberian layanan, dan penguasaan teori dan praktik layanan BK

Ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Kemampuan konselor dalam penggunaan pertanyaan terbuka sehinga permasalahan konseli kurang dapat digali dengan maksimal.
  • Keterampilan pendekatan konseling yang kurang sempurna dari konselor.

Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut adalah:

  • Pelaksanaan layanan konseling dalam kegiatan sehari-hari lebih tertib dan lebih terstruktur sehingga lebih optimal.
  • Penyelesaian permasalahan yang dialami oleh peserta didik lebih terstruktur.
  • Menjadi Konselor/Guru BK yang lebih profesional dengan mempelajari pendekatan-pendekatan konseling.
  • Membuat layanan BK sesuai dengan pendekatan dan teknik yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun