Mohon tunggu...
HADI PURWADI
HADI PURWADI Mohon Tunggu... -

saya bukan siapa-siapa -- sebutir debu di alam semesta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa (Akhirnya) Prabowo Tumbang?

9 Agustus 2014   19:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:58 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prabowo. Pria 63 th. Tegap. Gagah. Tegas. Berwibawa. Karir militer cemerlang di masanya (orde baru). Betul, di penghujung karirnya ia harus menanggalkan "kemiliterannya" -- keluar atau dikeluarkan atau apapun bahasanya, tetapi harus diingat bahwa pada saat itu penguasa negeri ini juga sedang gonjang-ganjing dan akhirnya tumbang. Jika Soeharto tidak terguling waktu itu sangat boleh jadi saat ini Prabowo menjadi tokoh paling berpengaruh di negeri ini.

Prabowo adalah putra begawan ekonomi Indonesia. Siapa yang tidak mengenal Soemitro Djojohadikusumo? Kakek Prabowo (RM Margono Djojohadikusumo) adalah anggota BPUPKI, pendiri Bank Negara Indonesia dan ketua DPA pertama. Prabowo memiliki garis keturunan orang-orang besar di negeri ini.

Dari sisi ekonomi, Prabowo adalah pebisnis handal, jaringan usahanya luas di dalam dan luar negeri. Bisnisnya meliputi minyak sawit, pertambangan, migas, kehutanan, pertanian, perikanan, juga pulp & paper. Kemampuan finansial Prabowo luar biasa. Menurut Laporan yang disampaikan ke KPU menjelang Pilpres 2014 kemarin, tercatat harta kekayaan Prabowo lebih dari 1,6 Trilyun rupiah. Angka yang luar biasa besar untuk rata-rata penduduk Indonesia.

Posisi politik Prabowo juga sangat strategis. Prabowo adalah ketua umum sekaligus pendiri GERINDRA. Partai politik yang sedang naik daun. Pada hajatan Pileg 2014 yang lalu Gerindra menempati posisi 3 besar peraih suara terbanyak setelah PDIP dan GOLKAR.

Sebagai Capres, Prabowo juga dikelilingi orang-orang besar. Partai politik besar. Media massa besar. Dan kemampuan finansial nyaris tak terbatas.

Dibandingkan head to head dengan Jokowi  sebenarnya Prabowo unggul segala-galanya. Okelah Jokowi mungkin merakyat, peduli,  mau mendengarkan, bersih dari korupsi dan seterusnya dan seterusnya -- tetapi apa yang ditampilkan Jokowi sebearnya adalah hal-hal sederhana dan (kalau mau) Prabowo dapat melakukan itu semua. Prabowo memiliki potensi yang jauh lebih dahsyat. Jika potensi ini dikelola dengan baik, jujur, amanah  & mulia -- Jokowi tidak akan dapat menandinginya.

Mengapa Prabowo Kalah?

Pertanyaan yang "di atas kertas" sulit dijawab. Itulah mengapa Kubu Prabowo--Hatta tidak mudah untuk legowo menerima kekalahan dan justru menampilkan atraksi - atraksi yang menurut banyak pihak membingungkan akal sehat.

Kalau pertanyaan di atas saat ini ditanyakan kepada masyarakat Indonesia, dipastikan akan ada dua kelompok besar jawaban. Kelompok pertama akan menjawab : Prabowo kalah karena dicurangi secara sistematis, terstruktur dan masif. Sedangkan kelompok yang lain akan menjawab : Prabowo kalah karena Jokowi lebih disukai masyarakat (dengan segala alasannya).

Di luar itu sebenarnya ada satu jawaban lagi yang luput dari perhatian banyak orang, dan boleh jadi, sebetulnya merupakan faktor utama penyebab tidak suksesnya Prabowo memenangi Pilpres 2014.

Prabowo Dikelilingi Orang-Orang Frustasi

Prabowo memang dikelilingi orang-orang besar dalam Pilpres kali ini, tetapi hampir semuanya adalah orang-orang yang frustasi. Lebih tepatnya: frustasi politik. Sebut saja di antaranya:


  • ARB. Ical jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri untuk Capres, memborbardir iklan di televisi dan jaringan VIVA-nya. Pileg Golkar tidak buruk suaranya, ranking 2. Tetapi mimpi Ical kandas di tengah jalan. Jangankan Capres, Cawapres pun tidak berhasil diraihnya.

  • AKBAR TANJUNG. Kolega Ical di partai Golkar ini bukan orang sembarangan. Politisi senior ini berhasil mempertahankan eksistensi partai Golkar pada masa-masa paling sulit sepanjang sejarah pada saat Orde Baru tumbang dan kehilangan ikon partai paling penting (Soeharto). Akbar juga sangat cerdik dapat meloloskan diri dari jeratan hukum waktu itu. Menjelang Pilpres 2014 Akbar Tanjung sempat "bersolek diri" menunggu pinangan Cawapres. Sayang sekali tak ada yang meminangnya.

  • MAHFUD MD. Mantan ketua MK ini diakui sebagi tokoh dengan integritas tinggi. Baik & bersih. Disegani kawan maupun lawan. Mahfud yang juga mantan menteri pertahanan era Gus Dur ini sempat mengikuti konvensi Presiden Partai Demokrat dan diusung oleh PKB menjadi kandidat Presiden bersama Rhoma Irama. Konvensi Partai Demokrat akhirnya prematur sedangkan PKB berkoalisi dengan PDIP mengusung Jokowi-Jusuf Kalla. Baik Mahfud maupun Rhoma akhirnya memilih berbeda kubu dengan PKB dan bergabung dengan Prabowo-Hatta. Mahfud menempati posisi strategis sebagai ketua Tim sukses Prabowo-Hatta.

  • AMIN RAIS. Tokoh Muhamadiyah & pendiri PAN. Mantan Ketua MPR reformasi. Tidak ada komentar untuk tokoh ini.

  • HARY TANOE. Juragan media. Pemilik MNC group ini memulai karir politiknya dengan bergabung dengan partai Nasdem yang berbuntut pecah kongsi dengan Surya Paloh. Kemudiaan bergabung dengan Hanura dan bersama Wiranto dengan beraninya memproklamirkan Capres-Cawapres Win-HT.  Hasil Pileg Partai Hanura jeblok dan tidak mungkin mengusung Capres-Cawapres sendiri. Hanura dibawah Wiranto memutuskan bergabung dengan PDIP mengusung Jokowi-JK sementara Hari Tanoe membelot ke kubu Prabowo-Hatta.

  • RUSTRININGSIH. Kader PDIP. Mantan bupati Kebumen (2 periode). Mantan Wagup Jateng. Kecewa berat ketika Megawati lebih memilih Ganjar Pranowo menjadi Cagup Jateng (dan akhirnya menang) dari pada dirinya. Pada detik-detik akhir Rustri merapat ke Prabowo-Hatta.


Selain tokoh tersebut di atas, masih banyak tokoh lain yang mengidap frustasi politik berada di kubu Prabowo. Orang-orang ini, sebagaimana orang-orang yang sedang frustasi pada umumnya tidak mampu berpikir jernih, cenderung irasional dan tidak masuk akal. Sebesar apapun potensi yang dimiliki Prabowo, di tangan orang-orang frustasi tidak akan banyak manfaatnya. Pilpres 2014 membuktikan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun