Terlalu panjang rasanya kalau mau kita bahas. Pergunakanlah akal budi & hati nurani kita seluas-luasnya yang sudah demikian baiknya diberikan oleh Allah, jangan biarkan pikiran & hati orang lain yang busuk menyusup masuk menggantikan apa yang kita miliki. Bahwa seorang non muslim tak layak diangkat menjadi pemimpin? Tentu kita tidak mengangkat dia untuk memimpin sholat atau untuk urusan2 keagamaan lainnya. Kita memilih seseorang jadi gubernur itu untuk ngurusin selokan, transportasi umum, pasar, jalanan, sampah, membereskan preman & lokalisasi tertentu, dan lain-lainnya! Karena itu pilihlah yang kompeten! Apa perlunya gubernur manis kinyis-kinyis, berpeci dan berkata-kata santun, tapi baru bisa memberi janji surga dengan pengalaman nol?Â
Sekali lagi pertanyaan saya, kenapa orang masih percaya kalau Ahok adalah Penista Agama?  Di saat beliau justru dengan menggebu-gebu sedang memaparkan betapa penduduk di kepulauan Seribu itu tidak perlu khawatir karena sekalipun mereka tidak memilih dirinya program yang menguntungkan mereka itu tetap akan dijalankan.Â
Tidak bisakah orang melihat tulus dan tanpa pamrihnya niat tersebut, sehingga Ahok membenahi segala hal dengan tidak mempedulikan hari esok, mau terpilih tidak terpilih ia hanya ingin memberikan sebaik-baiknya kepada masyarakat.  Sudah segelap itukah mata hati kita, tidak lagi bisa menangkap inti pesan baik dibalik kemasannya yang kebetulan 'Cina , non muslim, gaya bicara blak-blakan'? Itu mungkin bukan apa-apa. Kita tau gubernur terhebat yang pernah kita miliki, Bapak Ali Sadikin, tak hanya bentak-bentak tapi juga tak segan menggampar anak buahnya yang bandel.Â
Jadi siapakah yang menistakan agama itu? Ahok? Aktor politik yang memanfaatkan agama tersebut? Atau kita sendiri?Â
Terserahlah. Saya mau main bola dulu dengan anak saya. Terima kasih bapak Kapolri dan Pangab yang menjamin hari ini Jakarta dalam keadaan aman. Semoga Allah melindungi kita semua. Amin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI