Seiring bertambahnya jumlah penduduk yang terus meningkat, maka produksi sampah domestik pun akan terus meningkat. Namun nyatanya, pengelolaan sampah domestik di Indonesia menjadi tantangan yang kompleks dan seringkali sulit diatasi karena masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya mengelola sampah dengan benar.
Sampah domestik merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh masyarakat, tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia. Seiring bertambahnya jumlah penduduk yang terus meningkat, maka produksi sampah domestik pun akan terus meningkat. Sampah ini terdiri dari berbagai jenis limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga sehari-hari, seperti sisa makanan, kemasan plastik, kertas, dan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi.Â
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan sampah nasional mencapai 19,45 juta ton di tahun 2022. Dari data tersebut menunjukkan penghasil sampah paling banyak adalah kegiatan rumah tangga. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Indonesia saat ini telah mencapai sebanyak 278,69 juta jiwa pada pertengahan 2023, mengingat hal tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pengelolaan sampah di masyarakat, baik level individu maupun rumah tangga.Â
Nyatanya, pengelolaan sampah domestik di Indonesia menjadi tantangan yang kompleks dan seringkali sulit diatasi karena masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya mengelola sampah dengan benar. Hal tersebut dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari sampah domestik. Selain kurangnya kesadaran masyarakat, infrastruktur pengelolaan sampah secara efisien dan ramah lingkungan yang belum memadai juga menjadi kendala utama dalam mengelola sampah domestik.Â
Sampah domestik yang tidak dapat dikelola dengan baik tentunya dapat menimbulkan dampak negatif, baik untuk kesehatan diri maupun lingkungan. Oleh karena itu, diperlukannya kesadaran dari setiap lapisan masyarakat untuk mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari sampah domestik yang tidak dikelola dengan baik. Kita bisa memulainya dari hal kecil maupun hal besar. Hal kecil ini bisa dimulai dari rumah sendiri, contohnya dengan memilah sampah sesuai dengan jenisnya, organik atau non organik. Menggunakan kantong reusable atau tidak sekali pakai, mengurangi pemakaian plastik dengan membawa tas belanja sendiri, dan membawa tempat minum dari rumah. Sementara itu, hal besar yang dapat dilakukan, seperti melakukan kampanye pendidikan dan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan benar, melakukan pemerataan dan peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah di berbagai daerah di Indonesia, serta mendorong praktik daur ulang untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah dan mengurangi penggunaan sumber daya alam.Â
Dengan demikian, untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah yang baik, diperlukan kesadaran dan kolaborasi antara pihak-pihak terkait. Mulai dari pemerintah daerah, pihak swasta, dan juga masyarakat itu sendiri. Dengan kesadaran yang lebih besar, solusi inovatif, dan kerjasama yang baik, kita dapat mengurangi dampak negatif dari sampah domestik pada lingkungan dan mewujudkan dunia yang lebih bersih dan berkelanjutan.Â
Referensi
Annur, C. M. (2023, July 13). Penduduk Indonesia Tembus 278 Juta Jiwa hingga Pertengahan 2023. Katadata. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/13/penduduk-indonesia-tembus-278-juta-jiwa-hingga-pertengahan-2023#:~:text=Menurut%20data%20Badan%20Pusat%20Statistik,juta%20jiwa%20pada%20pertengahan%202023.
Defitri, M. (2023, November 14). Tantangan dan Solusi Penerapan Retribusi Sampah di Indonesia. Waste4Change. https://waste4change.com/blog/tantangan-dan-solusi-penerapan-retribusi-sampah-di-indonesia/
Hudzaifi, N. N. (2023, May). Buruk Tata Kelola Sampah & PR Besar Calon Presiden Indonesia. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/opini/20230525111021-14-440475/buruk-tata-kelola-sampah-pr-besar-calon-presiden-indonesia