Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula oleh KPU Takalar

Kelas inspiratif yang dikemas KPU Kabupaten Takalar bertujuan untuk memberikan pendidikan politik bagi kaum milenial di SMAN 2 Takalar, Rabu, 11 Maret 2020. Berdasarkan penuturan Ketua KPU Takalar Muhammad Darwis , bahwa ini bukan sosialisasi tetapi lebih kepada pendidikan politik bagi pemilih pemula bagi anak didik yang menduduki kelas XII di sekolah ini, karena 5-15 tahun ke depan mereka menjadi pemilih inti dan mungkin di antara mereka ada jadi pemimpin daerah dan tidak menutup kemungkinan menjadi aktor politik yang handal dan berdedikasi tinggi, maka sejak saat ini terasa perlu pencerahan tentang proses demokrasi.

Lanjut Muhammad Darwis mengatakan, pendidikan politik bagi kaum muda ini dikemas dalam bentuk kelas insfiratif dengan mengharirkan tokoh-tokoh dari unsur Muspida mulai dari pihak pemerintah yang diwakili Wakil Bupati Takalar H. Achmad Dg.Se're,S.Sos., Kapolres Takalar AKBP Budi Wahyono, S.H.,S.I.K.,M.H., Kajari Takalar, beserta Bawaslu sebagai inspirator. Sengaja dihadirkan tokoh- tokoh ini supaya anak-anak didik kita termotivasi dalam mendalami proses pendidikan politik. Inspirator ini memberikan materi kepada siswa-siswi Ini sesuai perspektif  masing-masing, misalnya Kapolres tentu membahas demokrasi dari sudut pandang kepolisian, begitu pula dari unsur pimpinan daerah yang lain serta Bawaslu.

Dokumentasi pribadi

Kepala UPT SMAN 2 Takalar Dra.St.Rosmala saat dimintai tanggapan mengatakan kegiatan Back To Campus/School KPU ini sesuai permintaan disediakan lima kelas XII IPA/IPS karena inilah yang akan menjadi pemilih pemula nanti dan sangat bermanfaat untuk memberikan pembelajaran bagi pemilih pemula "bagaimana sebenarnya menjadi pemilih" ketika ada pemilihan bupati, pemilihan legislatif di daerah ini, ungkapnya.

Dokumentasi pribadi

Tanggapan yang disampaikan oleh Hamzah, S.Pd., M.Pd. Wakil Kepala SMAN 2 Takalar bidang Kesiswaan menyambut baik kegiatan KPU kali ini karena, menurutnya kegiatan tersebut sangat positif sebab memberikan pemahaman kepada anak didik kita dalam proses demokrasi untuk memilih pemimpin yang betul-betul sesuai hati nurani, bukan pilihan karena "orientasi orang tua".tutupnya kepada penulis.