[/caption]
Selama sekitar 70 Tahun Indonesia menikmati kemerdekaan mestinya desa-desa di Indonesia sudah mencicipi kebutuhan dasar masyarakat seperti, listrik pemerintah, air bersih PDAM, infrastruktur jalan yang memadai, pos kesehatan dengan tenaga medis di tiap-tiap desa tersedia dengan segala perangkat pendukung seperti ambulans dan perawat. Dunia pendidikan yg cukup fasilitas, juga jaringan internet yang bisa mempercepat komunikasi, hal ini penting karena bisa bersinergi antara komunikasi via darat yang agak lambat, terbantu dengan jaringan udara (internet). Apalag saat ini sudah mulai dikembangkan sistem laporan via internet (online), ini juga bisa memangkas birikrasi yang panjang dan bertele-tele dan penuh KKN.
Prosentase desa di Indonesia yang tertinggal dengan tidak tertinggal tentuh jauh lebih banyak. Jika perhatian pemeintah terhadap pembangunan desa baik yang tertinggal maupun yang tidak tertinggal, bisa mempercepat tingkat kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Desa tertinggal menghadapi sekian banyak persoalan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan dll.
Contoh saja, jika jalanan desa yang tidak bisa terakses kendaraan umum atau pribadi. Sangat banyak pengaruhnya terhadap sistuasi kehidupan masyarakat pedesaan. Harga kebutuhan bisa tinggi, anak-anak bisa putus sekolah, kesehatan tidak bisa teratasi dengan cepat dan baik, masyarakat selalu terkebelakang karena informasi terbatas, pengembangan ekonomi, pertanian sulit. Listrik pemerintah menjadi kebutuhan dasar masyarakat desa jadi itu sangatlah penting yang namanya program listrik masuk desa jangan cuma wacana saja.Â
Infrastruktur yang paling dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan adalah Jalanan beraspal, Listrik (PLN) yang murah, dan transportasi lancar, Air bersih (PDAM). Tenaga kesehatan yang selalu siap melayani masyarakat. Jadi saatnya Indonesia dibangun dari desa ke kota agar masyarakat cepat sejahtera, perekonomian Indonesia kuta, dan meningkatkan ketahan Pertahanan dan ketahanan nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H