Mengapa UN berat dilksanakan oleh sekolah-sekolah? Jawabannya banyak kendalanya! Sebenarnya kalau Kemdikbud mau belajar dari pengalaman Ujian Kompetensi Guru (UKG) online yang telah dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya tentu sudah mempunyai daftar identifikasi beberapa kendala. Pelaksanaan UN online itu kurang-lebih sama dan bahkan sarana dan prasarana pendukungnya sama, olehnya itu jika pelaksanaan UN online banyak sekolah yang tidak mampu melaksanakannya berarti kemdikbud jauh-jauh hari sebelumnya memang tidak ada perhatian untuk kegiaqtan tersebut, hanya mengandalkan tiba masa, tiba akal yang artinya tidak ada sama sekali persiapan matang untuk pelaksanaannya.
Sekolah tingkat SMA/MA/SMK  yang siswanya siap 100-300 org untuk UN, maka mesti disiapkan komputer sejumlah siswa dengan ruangan yang siap juga steril serta server ok ditambah jaringan internet harus  terjamin lancar dan kencang tidak sering lelet. Pokoknya jika kita mau melaksanakan UN online semua software dan hardware harus benar-benar terjamin ada, baru kita bisa melaksanakannya dengan lancar dan baik. Manalagi perngkat jaringan di sekolah-sekolah kurang memadai kalaupun ada laboratorium komputer biasanya komputernya tidak seratus persen sempurna bahkan banyak yg sudah rusak itupun satu lab sekolah tidak lebih dari 50 an komputer biasanya, ada cuma 30, 20 komputer satu sekolah. Jelasnya UN online itu bagus dilakukan tetapi perlu dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaannya.
Sekolah-sekolah kebanyakan mengeluhkan sarana komputer tidak cukup ada cuma sedikit dan jauh dari kebutuhan, jaringan internet tidak tersedia dan listrik juga belum semua kelas teraliri dan siapa jamin saat UN berlangsung listrik tidak mati. Rata-rata sekolah yang tidak siap adalah sekolah diperkotaan apatah lagi sekolah yang jauh dari perkotaan, tidak ada jaringan internet , tidak ada listrik wah itu kan kendala besar, jadi jika pemerintah mau melaksanakan UN online hal-hal inilah yang perlu diperhatikan mulai sekarang untuk pelaksanaan UN online tahun yang akan datang. Jangan terkesan pemerintah memang selalu melakukan hal-hal yang kurang persiapan seperti kurikulum 2013, dan yang paling merasakan rumitnya pelaksanaan K-13 dan KTSP adalah guru-guru di sekolah.Misalnya K-13 yang dilaksanakan oleh sekolah hanya satu semester lantas kembali lagi ke KTSP maka rumitnya, karena rapor siswa KTSP sementara ada nilai yg harus dimasukkan satu semester pada rapor tersebut model penilaian K-13 yang jauh beda bentuknya. Disitulah pekerjaan guru yang sulit. Harapan guru-guru sebahagian segerahlah kemdikbud menerapkan satu saja kurikulum sebagai kurikulum nasional sebagai acuan paten. Jangan adalagi kurikulum percontohan atau semacamnya.
Kita kembali ke UN Online, UN online sangat baik dilaksanakan karena mengurangi peluang kecurangan dan saling nyontek oleh siswa dan betul-betul waktu terukur dengan seksama. Sekali lagi kendala UN online terutama sarana dan prasarananya sangat minim berikut perangkat lunaknya juga sangat terbatas, sdm juga terbatas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H