Kisah yang indah tentu tidak akan selalu terjadi dalam hidupmu.
Mungkin, hari ini baik.
Namun, esok mungkin tidak.
Kamu bisa saja bertindak sembarangan untuk hidupmu.
Tetapi, jangan lupakan,
Orang lain juga bisa mengambil tindakan itu untuk merubah hidupmu.
Mereka tidak perlu izinmu untuk bertindak.
Bertindak membencimu, misalnya.
Tentunya ada alasan yang tidak kamu ketahui, atau bahkan mereka tidak ada alasan untuk membencimu.
Hidupmu berubah.
Perlahan-lahan kamu mengetahui mereka membencimu.
Kamu tampak murung. Senang sendirian.
Kisah indah dalam hidupmu tiba-tiba hilang.
Yang tersisa hanya kebencian, katamu.
Kau terus memikirkan kebencian itu.
Mengapa?
Kenapa?
Ada apa?
Tanyamu.
Perlahan-lahan kamu terperangkap pikiranmu sendiri.
Orang yang senang dengan kehadiranmu, kini tak ada duanya dengan mereka yang membencimu.
Mereka berpikir kamu menjauhinya.
Padahal kamu hanya termakan pola pikir yang kamu kembangkan sendiri.
Kamu pun merasa, hidupmu tak ada gunanya atau malah kamu ingin mengakhiri hidupmu.
Seburuk itu rupanya dampak mereka terhadapmu.
Perlahan-lahan kamu sadar.
Diantara mereka  yang membencimu ternyata lebih banyak yang memperdulikanmu.
Namun tak tampak.
Lambat laun kamu mengerti permainan hidup ini.
Kamu bisa saja membiarkan mereka yang membencimu.
Toh, memang sewajarnya saja kamu menemukan berbagai macam bentuk karakter di dunia ini.
Kamu menjadi paham cara untuk mengerti, menghargai, dan mencintai.
Juga, cara untuk menetap atau berpindah, dan cara untuk tidak akan merendahkan diri sendiri lagi.
Ini hidupmu. Sepenuhnya kamu yang mengendalikannya.
EKSANTY F. SUGMA ISLAMIATY
122450001
TPB 1
INSTITUT TEKNOLOGI SUMTERA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H