3 buah pisang tersebut saya panggang di atas wajan yang sudah dioles tipis dengan minyak goreng. Sedangkan untuk saosnya, semua bahan dicampur dan diaduk rata. Masak di atas api sedang hingga mendidih dan mengental.
Nah, saatnya penyajian perdana. Saya tata pisang panggang, kemudian bagian atas pisang disirami saos dan diberi taburan keju beserta choco chip. Tak lupa saya jam anak-anak untuk melakukan tes rasa pada hidangan tersebut.
Menyaksikan hidangan pisang bersaos tersebut, mereka sangat gembira dan segera satu persatu mereka melakukan tes rasa. Ada rasa deg-degan juga semacam lagi ikut lomba masak saja, hehe.
"Bagaimana rasanya?" tanya saya ke mereka.
"Lumayan bu." sahut anak saya yang ketiga.
"Ada yang kurang sedikit bu, yaitu kurang gurih pada saosnya." sahut anak saya yang kedua.
"Baiklah, nanti akan ibu perbaiki lagi ya?" sahut saya.
Anak-anak memang sering saya mintakan pendapatnya tentang cita rasa makanan yang saya bikin. Hal itu pula bertujuan untuk mengajari mereka pentingnya cita rasa yang bisa diterima lidah, bukan makanan yang asal jadi saja. Walaupun bahan-bahan yang digunakan itu sederhana, namun cita rasa tetaplah diperhatikan.
Terdorong dengan rasa penasaran yang tinggi, maka di hari yang sama pula kembali saya lakukan percobaan untuk yang kedua kalinya. Jumlah bahan yang saya siapkan tetap sama dengan percobaan sebelumnya. Namun olesan wajan untuk memanggang pisang tidak lagi menggunakan minyak goreng, tapi diganti dengan margarin saja.
Untuk saosnya, saya masih menggunakan saos yang tersisa, namun saya tambahkan dengan parutan keju. Kemudian saos tadi dipanaskan sebentar bersama parutan keju hingga larut dan mendidih. Tentunya saya berharap saos kali ini akan ada rasa gurihnya .
Segera saya hidangkan kembali pisang yang sudah diberi saos dan taburan keju bersama choco chip dan popy sad. Nah, sekarang saya meminta anak-anak lagi untuk melakukan tes rasa. Walaupun sebenarnya saya sudah melakukan tes rasa pada saosnya, dan Alhamdulillah sangat nikmat.