Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Wanita dan Senja

23 Desember 2020   07:12 Diperbarui: 23 Desember 2020   07:18 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang wanita mencoba menyapa senja. Namun senja malah tersenyum dingin. Seketika hatinya tersontak pada untaian kata  keluar dari bibir senja yang tak sepatutnya. Sungguh kali ini angin sekalipun diam seribu kata. Tak coba bela hatinya yang tergores dalam menikmati detik-detik sepi.


Terjepit diantara lorong waktu sungguh menyakitkannya. Serpihan kenangan bersama senja terlalu indah di rongga dada, hingga tak sanggup lagi rasanya memunguti puing-puing kebahagiaan bersamanya.

Jurang pemisah antara dirinya dan senja kini sungguh dalam, tak tersentuh jemari waktu. Belumlah kering butiran bening yang jatuh pelan, tiba-tiba saja senja berlari kian menjauh. Percakapan keduanya pun berhenti, berakhir gerimis.

Wanita itu terus saja sabar menanti senja. Senja datang sekejap, lantas terus lenyap tak  berbekas. Perih dan merintih batinnya. Hanya bisa bergelayut pada pagar-pagar malam yang kian tinggi dan tenggelam pada mimpi paling purba.

Wanita itu terus mencari senja yang mungkin sudah berada diperaduan singgasana. Dia tak ingin mengusik kebahagiaan senja. Namun hanya ingin sampaikan kata "Maafkan aku yang tak sempurna di matamu."

Segera wanita itu pun melangkah jauh membawa luka dalam, tak menoleh kebelakang. Namun di seberang sana, sebenarnya senja tlah menunggunya untuk membangun mahligai yang terserak. Hingga keduanya pun takkan pernah lagi bermusuhan.

Kini wanita itu pun bisa menikmati horizon senja tiap menjelang malam. Senja pun tenang memainkan perannya sesuai aturan Tuhan.

(Sungai Limas, 23 Desember 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun