Cukup lama aku bersembunyi dalam rimbunan ilalang
Tersedu di sela ranting- ranting malam
Berhari lamanya aku tenggelam di lumpur sepi dan tercabik sendu
Bila malampun hanya larut pada mimpi tak bertuan
Namun, hujan semusim datang mengajarkanku
Birunya langit dan hijau dedaunan mengingatkanku lagi
Menyadari dan mensyukuri nikmat Tuhan tak bertepi
Meski tetesan kenangan kelam masih saja menggenangi kepala, dan mengoyak batinku
Tapi Tuhan tak pernah pergi meninggalkanku
Mentari muncul terangi bilik hatiku
Bangunkan nuraniku yang lama tertidur
Deburan ombak basahi kembali hati yang gersang
Sekelompok camar mengajakku
Menyadari diri yang lemah
Tak ada kekuatan selain kuasaNya
Aku kembali kawan
Dengan semangat baru
Menyusun jejak-jejak kebahagian
Dengan petunjukNya
Kita kembali punguti butiran-butiran kasih SayangNya
Dengan iman dan persaudaraan
(Sungai Limas, 21 Desember 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H