Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jelaga Mimpi

1 Juni 2020   06:02 Diperbarui: 1 Juni 2020   06:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajahnya cemberut
Menatap lekat ke sudut malam
Malam bermandikan cahaya rembulan
Rembulan tersenyum manja
Seolah ingin bisikkan suka duka

Wajahnya terkesiap
Awan hitam tiba-tiba hadir
Memecah lamunan
Menyesakkan dan membunuh asa

Wajahnya tertunduk sendu
Coba mengais lagi jelaga mimpi
Semua buram tak berbingkai
Tersisa pigura mimpi tak bertuan

Jelaga mimpinya tak mampu diurai kembali
Hanya sisakan pendaran warna tak terjamah
Meski dia sudah membunuh asa
Yang coba sembunyi ditumpukkan jejak nyata
Namun terus saja terjebak di sebuah labirin masa lalu

Entah kapan berakhir
Terus saja malam membungkus rimbunan sejarah bersemayam dikepalanya
Namun jangan ragu, mentari pagi dan embun kan setia menjemput mimpimu pulang

(Sungai Limas, 1 Juni 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun