Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pena Penggambar Luka

22 April 2020   22:51 Diperbarui: 22 April 2020   23:09 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pena Penggambar Luka

Dari tinta hitam
Dari remang-remang
Ia tampil mengemuka
Merusak wajah cantik menggoda
Di atas kanvas
Menggurat luka
Cerita lama
Tentang gadis lugu yang tersesat di tengah kota
Tak bisa pulang
Tak ada kampung halaman
Telah terusir

Lukisan menggantung di ujung kamar
Menatap jendela
Cita-citanya hanya satu
Kapan kampung halaman menerimanya?

Kini pelukisnya telah tiada
Pena tak kuasa menggambar dengan sendirinya
Ia hanya ingin
Di sebelah kanannya ada pekarangan
Penuh bunga-bunga
Dan di sebelah kirinya
Kandang ayam untuk ternak di waktu senggangnya
Apakah yang lebih indah dari itu?

Pena hanya mampu menggambar luka
Dari luka satu ke luka lainnya

(Sungai Limas, 22 April 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun