Pena Penggambar Luka
Dari tinta hitam
Dari remang-remang
Ia tampil mengemuka
Merusak wajah cantik menggoda
Di atas kanvas
Menggurat luka
Cerita lama
Tentang gadis lugu yang tersesat di tengah kota
Tak bisa pulang
Tak ada kampung halaman
Telah terusir
Lukisan menggantung di ujung kamar
Menatap jendela
Cita-citanya hanya satu
Kapan kampung halaman menerimanya?
Kini pelukisnya telah tiada
Pena tak kuasa menggambar dengan sendirinya
Ia hanya ingin
Di sebelah kanannya ada pekarangan
Penuh bunga-bunga
Dan di sebelah kirinya
Kandang ayam untuk ternak di waktu senggangnya
Apakah yang lebih indah dari itu?
Pena hanya mampu menggambar luka
Dari luka satu ke luka lainnya
(Sungai Limas, 22 April 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H