Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diamnya Diam

18 April 2020   22:00 Diperbarui: 18 April 2020   21:59 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Diamnya Diam

Diam itu emas
Diam itu mutiara
Diam itu berharga
Sulit bagi siapa saja

Kala diam mulai diam
Kala kata-kata mulai redas menderas
Banjir pun menghanyutkan apa saja
Emas
Mutiara
Barang berharga
Dan siapa saja
Tak bersisa

Mengapa bencana kita buat sengaja?
Oleh kata-kata
Oleh lupa
Oleh diamnya diam
Bagaimana mengatasinya?

Penyakit datang silih berganti
Bencana sering menghampiri
Diam tetap saja mati
Kapan diam hidup lagi?

Doa suci sudah dipanjatkan
Iring-iringan tolak bala sudah berjalan
Ngangluk mrana, barong rangda, dalam upacara yadna
Suku Dayak Ngaju juga sudah melakukan
Apalagi yang belum?
Hanya diam, barangkali mampu mengakhiri semua ini
Bangkit dan bersatu
Menghidupkan diam jika tidak perlu

(Sungai Limas, 18 April 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun