Detik-detik Menjelang Malam yang Pergi
Gerimis sejak siang
Tak juga berhenti
Membasahi bumi
Dengan gagah berani
Sepertinya ia tak ingin berhenti
Ia mindik-mindik membuka pintu
Kakinya basah
Oleh air hujan
Tanpa salam
Tanpa selamat datang
Beranjak masuk dengan keyakinan
Sebentar kemudian berteriak
Aku lebih suka menyebutnya melantunkan
Setelahnya,
Ia menoleh ke kiri dan ke kanan
Tak ada sesiapa
Ia menoleh ke belakang
Siapa tau ada yang masih tertinggal
Di pelataran
Bersama malam
Dalam kesendirian
Dinanti malam dengan penuh sayang
Tak beranjak sama sekali
Kepalanya tertunduk menutup bumi
Lama sekali
Sambil menanti malam pergi
Ia tak beringsut sama sekali
Hingga akhirnya ia berdiri
Mempersilakan pagi jadi pengganti
Mengabdi pada Ilahi
(Sungai Limas, 12 April 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H