Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kaum Borjuis yang Takut Pada Kematian

12 April 2020   13:16 Diperbarui: 19 April 2020   21:08 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Setiap orang akan merasa takut pada kematian. Sedangkan kematian sendiri pasti datang. Entah kapan kita tak bisa memastikan.

Saya menyebutnya kaum borjuis. Seperti yang dalam banyak literatur disebutkan bahwa kaum adalah sekelompok orang yang memiliki segalanya hingga dikategorikan sebagai kelas menengah ke atas. Atau mereka yang karena memiliki lahan yang luas, pendidikan yang tinggi, jabatan tinggi, perusahaan besar, dans sebagainya.  

Lebih dari itu kaum borjuis yang dimaksud adalah mereka yang dalam bahasa Perancis diistilahkan sebagai kaum penghuni kota, kelas elit dalam tatanan masyarakat.

Apa kaitannya dengan judul tulisan ini? Kaum borjuis yang takut pada kematian. Memiliki status sosial yang istimewa, harta berlimpah, dan kehidupan yang serba wah. Meninggalkan kepemilikan menjadi sebuah ketakutan tersendiri.

Pergeseran nilai telah terjadi. Ketika pandemi memenuhi isi bumi. Ketakutan akan terpapar dan menjadi korban masuk ke dalam hati setiap manusia. Puncaknya adalah ketika melihat sekitaran atau berita yang ada tentang bagaimana banyaknya korban yang telah meninggal akibat corona di seluruh dunia.

Demikian juga beberapa kematian yang ditolak pemakamannya, membuat hati kita semua miris menghadapi kenyataan yang ada. Mereka yang menolak bukanlah kaum borjuis tapi masyarakat biasa. Lemahnya pengetahuan dan literasi tentang corona memaksa bertingkah melebihi kelakuan para borjuis.

Tak hanya itu saja, sekian banyak gang ditutup dengan papan dengan tulisan "orang luar dilarang masuk" telah terjadi di sekian banyak daerah. Tak menyadari dampak sosiologo akibat yanh dilakukan. Yang penting aman, tak ada orang luar yang menjadi penyebar corona.

Bagaimana halnya dengan paman dan bibi yang jualan beraneka barang dengan cara keliling kampung. Seperti tersisihkan. Hingga kekesalan demi kekesalan timbul dalam hati mereka.

Ungkapan, kaum borjuis yang takut pada kematian adalah bentuk perlawanan pada sekelompok masyarakat yang begitu melebihi aturan phisycal distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimanifestasikan dengan cara yang salah.

Menutup jalan ke luar masuk kampung, tempat-tempat umum memanglah tidak terlarang sesuai anjuran. Ketentuan tersebut dimaksudkan bukan untuk menjaga jarak secara psikis. Melepaskan diri dari empati kebutuhan orang lain.

Kehati-hatian dalam penanganan dan pencegahan corona memang layak kita lakukan. Siapa pun tak ingin menjadi korban. Namun sikap dan perilaku borjuis inilah yang menjadikan beda jarak status sosial tak lagi ditentukan oleh kelas dan strata dalam masyarakat.

Perilaku seolah jika menutup akses kampung dari orang luar untuk segala keperluan menyebabakan kampung tersebut terbebas dari penularan. Jika tidak dibarengi dengan antisipasi keluarnya warga dengan bebas keluar kampung tersebut.

Pandemi yang saat ini kita hadapi jangan sampai juga menimbulkan isitlah mereka yang terlalu takut mati dianggap bojuis oleh sebagian orang yang akses kehidupannya di jalan-jalan menjadi terbatas oleh penutupan gang-gang dan jalan-jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun