Pasrah! Kucoba Melakukannya
Ketika suasana sore ini menjadi gemuk
Aku terjerat dalam hujan
Memandang awan yang sesungguhnya
Peringatan agar tinggal dalam rumah
Dan diam
Sementara menunggu
Kucoba menghitung warna
Wajah marah merah membara
Hati haru biru
Mata hitam kelam
Gelap gulita
Jadi satu dalam sebuah rasa
Seperti apa jadinya?
Aku tak ingin berlama-lama
Kucoba berdiri
Mengambil lilin yang masih tersisa
Malam nanti lampu akan padam
Biasanya memang begitu
Setelah hujan
Langgangan
Setelahnya,
Apakah aku harus menghitung lagi
Tapi apa?
Kesusahan?
Kesenangan?
Sama saja
Hanya sementara
Gemuk dan kurus hanyalah bentuk raga
Air dan daging terbalut kulit
Demikian juga warna
Pelajaran fisika telah mengajariku
Ketika semua warna dicampur jadi satu,
Sebelumnya aku mengira akan menghasilkan warna hitam
Aku salah
Amarah bercampur dalam dada
Sedih, senang, ragu-ragu wujud dari warna kelabu
Adalah ketenangan dan kepasrahan
Mungkinkah?
Ketika kuasa musnah
Apa yang tersisa selain pasrah?
(Sungai Limas, 8 April 2020)