Cermin yang Sedang Menatap Kita
Aku ingin mengajakmu berlibur
Ke suatu tempat
Yang orang lain merasa tak nyaman
Kita bisa saja berduaan
Tepi pantai bagimu sudah jadi rumah
Sehari-hari kau telah bermain istana pasir
Kita pasti tak akan ke sana
Dari istana pasir katamu
Angan-angan bahagia bisa tercipta
Sesuai maunya kita
Aku tak penah membantah sekali pun mengenai hal itu
Sesuatu yang baru pasti akan menggugahmu
Kalau seandainya kita ke bukit
Banyak ranting yang lapuk
Hati kita pasti akan teriris, dan liburan juga akan terganggu
Kau juga tak akan menghendaki hal itu
Bagaimana kalau kita dalam kamar saja?
Ada cermin sedang memantulkan wajah siapa di sana
Kau dengan senyummu
Atau aku dengan keinginan membuatmu tersenyum
Kita pasti akan saling tertawa melihat wujud asli kita
Kau tak ganteng-ganteng amat
Aku juga tak cantik sesuai perkataanmu
Aku tau, ketika mengucapkannya
Kau hanya memujiku
Aku sering kau buat malu
Kita pasti akan lebih asyik menikmati cermin
Dalam ruang bening
Tak akan ada istana pasir
Tak akan ada ranting kering
Hanya ada nyata
Wujud asli kita
Kita bisa tertawa
Saat itulah kita akan dilihat cermin sedang bahagia
Cermin pasti tau kita aslinya siapa
Sedang bahagia
Atau sedang menderita
(Sungai Limas, 6 April 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H