Panggung Pertunjukan Tanpa Tepuk Tangan
Tepuk tangan riuh penonton baru saja dera
Adegan pertama telah selesai
Peragaan adegan selanjutnya:
Seorang kakek sambil terbatuk-batuk
Pada telunjuk dan jari tengah tangan kiri menggapit sebatang rokok
Sedang menyala, berasap
Berjalan mondar mandir
"Merokok membunuhmu!" katanya
Diisapnya rokok
Sekejap kemudian terbatuk-batuk
Tertelungkup
Lama ....
Penonton saling berbisik
Mereka tersindir
Nenek masuk area pertunjukan
Lancang di tangan
Berisi penuh sirih, kapur, gambir, tembakau, dan pinang
Kacip mengkilat tajam siap memakan
Mulut mengunyah sirih kinang
"Menginang, menyehatkan gigi!" katanya mengingatkan
Berjalan terbungkuk mendekati kakek yang sedang tersungkur
"Kita sekarang sedang candu, yang satu membunuh. Yang lain menyehatkan. Kita sama-sama dalam kekhawatiran. Sampai kapan kegiatan ini kita lanjutkan?"
Nenek bersuara rendah seakan berbisik
Penonton menyimak dengan seksama
"Kapan kita akan berhenti!"
Tiba-tiba nenek berteriak menggema
Sambil menghadap menatap penonton
Kakek mengangkat rokok dan mengisapnya
Dalam
Nenek memasukkan kinangan ke dalam mulut dan mengunyahnya
Gerakan gerahamnya terlihat
Suasana pelan-pelan mencekam
Musik penggiring bernada menyeram
Sebuah pesta kematian
Sedang diperagakan
Keduanya bareng meludah
Merah!
Darah!
Kehidupan menantang
Kematian menghadang