Dinding karena berdiri tegak
Di antara dua ruang
Dinding tak pernah bergerak
Jadi pembatas
Dinding landai tempat kaki berpijak
Di atas kepala
Ada dinding landai lainnya
Kita sedang berada di tengahnya
Dengan teriakan
Dinding akan memantulkan
Dari dinding lahir jarak terpisah
Dari dinding datang resah
Dari dinding curiga membakar amarah
Mengapa dinding ini tak kita robohkan saja, katamu suatu ketika:
Agar mata bisa terbuka
Agar menyatu tak pandang bulu
Agar bersama dalam suka duka
Kau sebenarnya tak tau,
Dinding seukuran badan
Adalah tempat kita dikembalikan
Dinding itulah tempat penghabisan
Dipisah dan disatukan
Disiksa atau diberi kenikmatan
Kita akan melandai di sana
Sampai batas yang tidak ada dalam hitungan
(Sungai Limas, 25 Maret 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H