Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dinding

25 Maret 2020   01:07 Diperbarui: 25 Maret 2020   01:18 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dinding

Dinding karena berdiri tegak
Di antara dua ruang
Dinding tak pernah bergerak
Jadi pembatas
Dinding landai tempat kaki berpijak
Di atas kepala
Ada dinding landai lainnya
Kita sedang berada di tengahnya
Dengan teriakan
Dinding akan memantulkan

Dari dinding lahir jarak terpisah
Dari dinding datang resah
Dari dinding curiga membakar amarah

Mengapa dinding ini tak kita robohkan saja, katamu suatu ketika:
Agar mata bisa terbuka
Agar menyatu tak pandang bulu
Agar bersama dalam suka duka

Kau sebenarnya tak tau,
Dinding seukuran badan
Adalah tempat kita dikembalikan
Dinding itulah tempat penghabisan
Dipisah dan disatukan
Disiksa atau diberi kenikmatan
Kita akan melandai di sana
Sampai batas yang tidak ada dalam hitungan

(Sungai Limas, 25 Maret 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun