Seorang ibu,
Penjual sedang menawar-nawarkan kuenya Dalam propaganda, "Ini kue istimewa. Silakan! Silakan! Beli tiga gratis satu."
Berkeringat keningnya
Berbusa ujung bibirnya
Berdiri tak lelah-lelahnya
Aku mengamati, begitu keras perjuangan hidupnya
Pagi hingga siang digenggam
Panas dan hujan jadi mainan
Tak pernah kenal lelah dan kesakitan
Di seberang trotoar aku lihat sebuah adegan
Duduk bersila memainkan sandiwara
Memelas seperti paling lapar sedunia
Menadahkan tangan sambil gemetaran
Tak berkata apa-apa
Mata
Hanya mata memandang ke arah mega
Entah apa yang dihayalkannya
Menjadi kaya raya?
Atau tetap seperti miskin pada
Bapak setengah tua
Sore tiba,
Kantong kresek tempat uang mereka
Dalam kamar rumah pintu terkunci
Menghitung jumlah penghasilan hari ini
Siapa yang berjuang?
Siapa yang beruntung?
Siapa yang buntung?
Seorang ibu membawa lebih separo
Bapak setengah tua membawa lebih separo
Ibu rugi tak balik modal
Bapak setengah tua tak pakai modal
Siapa yang berjuang?
Siapa yang beruntung?
Siapa yang buntung?
Nurani orang yang lalu lalang
Dalam tipu penampilan
Lupa pada sebuah perjuangan
Dalam hidup sebentar lagi ada kesudahan
Sungai Limas, 12 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H