Amuntai, 174 Km dari Banjarmasin, Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sebagian hamparnya berupa sawah dan danau. Di tempat itulah biasanya palilak tumbuh subur. Terutama di musim penghujan.
Beberapa orang Acil (panggilan untuk ibu yang usianya lebih muda dari ibu kita) memiliki usaha sambilan dengan mencari daun dan buah palilak. Kebetulan palilak tumbuh subur tidak jauh dari rumah mereka.
Sebutlah Acil Niah (bukan nama sebenarnya), karena kebutuhan ekonomi terpaksa membantu suami yang bekerja sebagai buruh pada industri kerajinan tradisional pembuatan lemari. Amuntai memang termasuk daerah yang memasok kerajinan lemari di Kalimantan Selatan.
Berbekal jukung (perahu kecil) Acil Niah biasanya selepas memberangkatkan putra putrinya ke sekolah, setelah menyiapkan sarapan pagi dan perlengkapan lainnya barulah berangkat mencari daun dan buah palilak.
Maklumlah, namamya juga daerah rawa. Nyamuk bukan lagi satu atau dua. Ketika menggigit tidak dipukul dengan telapak tangan. Namun diputur (telapak tangan seperti megelus kulit) saking banyaknya nyamuk di rawa tersebut. Beruntunglah nyamuk yang menggigit bukan DBD atau nyamuk malaria. Jadi hingga saat ini Acil Niah dan acil-acilnya yang berprofesi sama, sehat-sehat saja.
Mungkin juga karena daya tubuh mereka telah kebal terhadap gigitan nyamuk rawa tersebut. Mengigat seumur hidup mereka tinggal di daerah itu. Jadi tak mengherankan ketika nyamuk menggigit tak lagi mendatangkan penyakit, juga rada sakit.
Bersama teman-temannya Acil Niah setiap hari memang mencari daun dan buah palilak. Sebenarnya hasil setiap berangkat banyak. Kadang lebih dari sekarung. Sayangnya harga daun palilak sangat murah. Daun tersebut digunakan untuk pembungkus jajanan pasar.
Buah palilak juga tak setiap hari berbuah, pada musim tertentu saja berbuah bersamaan. Nah, ketika musim berbuah tersebutlah penghasilan Acil Niah dan teman-temannya lumayan.
Satu ikat daun palilak berisi 20 lembar dihargai Rp 3.000. Dan buah palilak 1 Kg dihargai Rp 5.000. Harga tersebut adalah harga ketika mereka antar sendiri ke pasar. Namun ketika pedagang pengepul mengambil ke rumah biasanya dipotong Rp 500.
Pada kondisi normal, ketika buah palilak tidak sedang berbuah bersama rata-rata Acil Niah berpenghasilan Rp 25.000 - Rp 30.000. Untuk sekali berangkat ke rawa.