Senyumku biarlah untukmu saja
Biarkan ia menempel pada cermin pagimu,
di balik gundah gulana menyebar lewat jendela
Aku ingin engkau berikan senyum ini padanya,
seperti ketika kita dahulu pertama kali saling menyapa
Ketika itu,
Aku resah, kau mendesah
Aku tersenyum, kau tertawa
Malam bahagia
Lentera kenangan menerangi senyummu sekarang
Pada ruang tunggu
Tak mengapa kau tak bersamaku
Aku cukup bahagia melihatmu, walau hanya cermin yang bercerita padaku
Di balik cermin itu dahulu kita pernah bersatu
Tersenyun dan membisu
(Sungai Limas, 6 Januari 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H