Ketika kau tak mampu mengecap pahitnya kopi,
harusnya kita mulai curiga: ada apa dengan pahitnya kopi?
Seharusnya ia mampu menghangatkan pagi
Bukan malah membuat kantuk semakin menjadi-jadi
Mengapa ia tak menjelma menjadi sarapan pagi, mengenyangkan malah justru membuat perih ulu hati?
Mari kita cermati kembali:
Apa sebenarnya yang telah mereka cicipi?
Pahitnya kopi,
Manisnya kopi,
Atau, hambarnya kopi?
Bukankah kita telah lelah mengidentifikasi rasa kopi,
dengan segala jenis kopi di seluruh negeri?
Yang jelas, sebagian besar lidah tau kalau kopi pahit rasanya
Tersaji dari kedai pinggir jalan hingga kafe ternama
Kopi terbagii dalam berbagai rupa
Bukankah rasanya sama?
Kita tidak sedang mencari kopi yang pantas untuk kita cicipi, Teman
Jangan terlalu sibuk membanding-bandingkan
Karena ketika kita sibuk mencari perbandingan
Seketika itu kita akan lupa
Kopi apa sebenarnya yang telah kita nikmati setiap hari
Hingga selama ini membuat hidup lebih berarti
(Sungai Limas, 3 Januari 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H