Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Melati di Depan Rumah, Hatinya Resah

21 Desember 2019   11:28 Diperbarui: 21 Desember 2019   11:43 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fimela.com 3 Manfaat Kecantikan dari Bunga Melati - Beauty Fimela.com

Melati Di Depan Rumah, Hatinya Resah

Aku melihat
Ranting melati kelopaknya mulai mekar,
putih sedap dipandang mata,
harum menggoda,
banyak mata melirik,
menarik napas panjang menghidu aromanya.

Melati bimbang,
penyangga tak lagi mampu diharapkan,
setiap pagi  pucuk bertambah tak tau lagi rambatan dilewati.

Melati berusaha sendiri,
meminta hujan larutkan kaparan walau banjir menggenang,
ia berdoa setiap malam.

Bunga pertama jatuh,
terinjak juga akhirnya, bunga ke dua, ke tiga entah berapa bunga yang mengalami nasib sama.

Aku mendengar,
Melati mulai kasak kusuk mencari pelamar,
setiap menjelang tidur hatinya gusar,
sendirian sungguh menyiksa, sementara air hujan yang diharapakan tak kunjung tiba,

"Apalagi banjir," begitu pikirnya.

Melati tak kuasa mengibai kelopaknya yang perlahan mulai renta,
ia hanya tersandar pada tiang yang juga perlahan lapuk termakan usia,
entah sampai kapan,
tapi ia tak butuh kasihan.

(Sungai Limas, 21 Desember 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun