Bagi seorang guru, istilah media pembelajaran bukanlah sesuatu yang asing terdengar di telinga. Secara umum media pembelajaran sering diartikan sebagai alat bantu untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran di kelas berupa benda-benda secara riil, seperti objek bisa dipegang dan dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain.
Dengan adanya media pembelajaran, maka akan terjalin sebuah komunikasi yang akan merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan keterampilan pada diri peserta didik. Sehingga dengan adanya media pembelajaran, peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Perkembangan metode pembelajaran sudah bertambah pesat sekarang. Metode yang konvensional sudah jarang digunakan oleh para pendidik masa kini. Mereka berangsur-angsur memilih metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Di era digital seperti sekarang ini, media pembelajaran sudah tak terbatas lagi ragam bentuknya. Media pembelajaran tidak lagi terbatas pada objek yang bisa disentuh secara nyata, namun lebih pada objek yang bersifat maya tetapi riil dilihat oleh mata kita.
Lalu, seberapa pentingkah media pembelajaran itu digunakan pada proses belajar mengajar? Pertanyaan inilah yang sering bergelayut dalam hati dan pikiran penulis.Â
Dengan melihat kenyataan yang ada, penggunaan sebuah media pembelajaran ternyata mampu mempermudah proses belajar mengajar. Guru tidak harus terlalu panjang lebar dalam menjelaskan materi, namun sedikit atau banyaknya sudah terbantu dengan tampilan media tersebut.
Selain itu, media pembelajaran mampu meningkatkan efisiensi waktu penyampaian materi pembelajaran. Kemudian mampu menjaga relevansi terhadap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, merangsang minat belajar, dan membantu konsentrasi peserta didik.
Jadi, keberadaan sebuah media pembelajaran mutlak adanya. Karena media pembelajaran itu merupakan sebuah komponen penting yang mana merupakan satu kesatuan dari proses belajar mengajar. Tanpa media pembelajaran, tentu akan sangat sulit bagi guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didiknya.
Jika kita perhatikan, tak sedikit anak yang lebih suka menonton youtube daripada membaca buku. Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis multimedia jelas lebih menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar mereka. Maka dari itu tepat sekali jika sebagai pendidik harus mampu membuat video pembelajaran berbasis multimedia.
Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi abad 21 dimana kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang berkembang begitu cepat memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pada proses belajar mengajar.
Salah satu contoh kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran adalah peserta didik diberi kesempatan dan dituntut untuk mampu mengembangkan kecakapannya dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi, khususnya komputer. Sehingga peserta didik memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kecakapan berpikir dan belajar peserta didik.
Pembelajaran abad 21 ini akan diterapkan pada semua sekolah dengan harapan para siswa tidak hanya mempunyai kecakapan secara akademik/ pengetahuan saja, tapi juga bisa menguasai kecakapan-kecakapan lainnya yang juga akan dibutuhkan para siswa pada masa akan datang. Yang sesuai dengan tuntutan zaman tentunya.
Selain itu, sistem pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan saat ini menuntut sekolah untuk merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan dimana peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar.
Untuk membantu para guru di Indonesia, maka E-training Guru Melek IT (Dogmit Indonesia) merupakan training yang tepat untuk mengembangkan kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran berbasis multimedia.
Dalam training ini, guru diharapkan dapat membuat video pembelajaran yang lebih menarik dan nantinya dapat digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.
Selain itu guru akan menjadi lebih melek teknologi dan tidak lagi gaptek (gagap teknologi). Lebih menarik lagi training ini dilakukan secara daring (dalam jaringan/online) selama 24 jam tanpa menyita waktu mengajar di sekolah sebab dapat dilaksanakan dengan memilih jam di luar jam kerja.Â
Jadi, sudah saatnya para guru untuk kembali belajar membuat media pembelajaran berbasis multimedia, yang tentunya diharapkan apa yang dilakukan itu akan mempermudah proses belajar mengajar di sekolah.
(Sungai Limas, 19 April 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H