Masihkah mentari esok bersinar? Yang nyata aku tak berani berburuk sangka. Pada melati kutitip pesan, hiasi pagi dengan semerbak aroma kehidupan.
Masihkah besok kicauan burung menghias pagi? Yang jelas aku tak berani memberi pasti. Pada embun kutitip pesan, hiasi pagi dengan rerumputan basah membawa harapan.
Masihkah esok ada lukisan awan? Yang jelas aku hanya menanti. Pada burung aku berpesan, hibur pagi dengan semangat nyanyian merdu.
Masihkah pintu-pintu maaf terbuka? Maafkan aku andai kubersalah, pada tiap insan yang telah kugores hatinya. Karena egoku hingga kalian terluka.
Masihkah esok masih ada napas? Kuingin masih bergelut pada kesyukuran, atas segala nikmat yang diberikan Tuhan. Belajar lagi menambah kebaikan, meski harus mendulang cibiran.
(Sungai Limas, 28 Februari 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H