Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Diam

23 Januari 2019   10:15 Diperbarui: 23 Januari 2019   10:16 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diam dipeluk pagi
Berteman mekar bunga mewangi
Bercengkarama dengan kicau burung bernyanyi
Tetes embun hanyutkan diam ke tepi

Wangi bunga sampaikan angan
Hatimu bergelut embun dedaunan
Bisikkan sejumput rindu dalam harapan
Selaksa impian dalam lamunan

Sejenak rindu menyergap
Datang hangat di dalam ratap
Jangan berlalu dalam sekejap
Biarkan diam kian tertancap

Hentakkan nadi bangunkan masa
Dalam diam semaikan cita
Tercurah walau sekejap mata
Terlerai tumpah bertahta

Diam dalam seribu basa
Harap sirna ditelan logika
Mata nanar berkaca-kaca
Hangat menjalar menyusuri jiwa

Tak usah di kenang lagi
Biar serpihannya hancur berderai
Diam pedih datang berantai
Impian indah segera menanti

(Sungai Limas, 23 Januari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun