Mohon tunggu...
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto Mohon Tunggu... Human Resources - Timor Tengah Selatan

Seorang pengagum berat Cristiano Ronaldo dan pemakan segala kacuali durian. Menyelesaikan studi S1 Pendidikan Fisika di Institut Pendidikan SoE, S2 Pendidikan Fisika di Universitas Pendidikan Indonesia, dan saat ini sedang menempuh studi doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Indonesia serta Magister Ministry Marketplace (S2) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Menyukai banyak hal; sains, musik, sepak bola, seni, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artificial Intelligence (AI) dalam Pendidikan: Beradaptasi atau Mati

21 Juli 2024   06:30 Diperbarui: 21 Juli 2024   07:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan melihat cara kerja AI bisa kita amati bahwa penggunaan AI untuk pembelajaran di sekolah sangat efektif. Karena itu, baik guru maupun siswa sudah seharusnya menggunakan AI dalam proses belajar-mengajar. Kehadiran AI merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindari. 

Setiap teknologi dapat menjadi berguna atau merugikan tergantung pemakainya. Guru bisa menggunakan AI untuk belajar maupun mengajar. Siswa juga dapat menggunakan AI untuk belajar. Entah guru atau siswa, jika salah satu diantaranya tidak beradaptasi dan menggunakan AI maka sebetulnya ia sedang "mematikan" dirinya sendiri. Karena itu, pendidikan yang terintegrasi atau berbasis AI sudah seharusnya dilakukan. Hal ini akan membuat kualitas pendidikan jauh lebih maju.

Namun, dalam menggunakan segala sesuatu terdapat aturan maupun etika yang harus dipatuhi. Hal ini penting agar segala sesuatu tidak dilakukan secara semena-mena dan sembarangan. Demikian juga dengan AI. Terdapat aturan dan etika yang perlu diikuti. Salah satu isu yang berkembang di dunia pendidikan adalah plagiarisme (penjiplakan). Plagiarisme merupakan tidakan mengambil karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Hal ini tentu saja tidak diperbolehkan karena merugikan pihak lain. Selain itu, teknologi AI juga dapat memberikan jawaban instan kepada siswa. Karena itu, jika tidak dimanfaatkan dengan benar maka penggunaan yang salah ini dapat menurunkan kreatifitas dan kemampuan berpikir seseorang. Inilah yang dikhawatirkan oleh para aktivis pendidikan.

Teknologi AI akan terus berkembang dengan tujuan untuk mempermudah kehidupan manusia. Karena itu, manusia dengan segala kecerdasan dan hikmat yang diberikan Tuhan sudah seharusnya lebih bijak dalam menggunakan setiap teknologi yang ada. Perkembangan teknologi akan menjadi "selektor" bagi manusia di setiap generasi.  Karena itu, manusialah yang perlu beradaptasi mengikuti setiap perkembangan yang ada dengan tetap memperhatikan aturan, moral, dan etika agar tidak merugikan orang lain dan alam ciptaan yang ada.Ilustrasi AI dalam pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun