Waktu merupakan suatu dimensi yang tidak dapat dipisahkan dari kahidupan manusia. Waktu menjadi patokan manusia dalam menjalani kehidupan dan aktivitas setiap hari. Sejak bangun tidur di pagi hari hingga kembali terlelap di malam hari pun tidak terlepas dari acuan waktu.
Pergantian tahun, perayaan memperingati hari-hari besar, perayaan hari kelahiran, bahkan makan, minum dan istirahat pun dilakukan atas dasar patokan waktu. Tanpa sadar waktu menjadi bagian yang sangat esensial dari kehidupan kita.
Banyak pandangan mengenai waktu. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), waktu diartikan sebagai seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Sedangkan berdasarkan ilmu sains, para fisikawan menyepakati bahwa waktu merupakan salah satu sifat paling fundamental di alam semesta dan ini sulit dipahami bagi sebagian besar orang.
Entah apa dan bagaimana mendefinisikannya, namun waktu itu benar-benar ada. Lalu apa pentingnya waktu? Bagaimana hubungannya dengan kehidupan manusia?
Untuk memahami hal ini, kita akan melihat keterkaitan waktu dengan kesempatan. Ya, dua hal ini selalu berjalan beriringan. Suatu kejadian atau aktivitas dilakukan karena ada kesempatan dan kesempatan itu sendiri tidak terlepas dari waktu.
Dalam keseharian kita tentu tidak asing dengan ungkapan-ungkapan berikut ini, “waktu adalah uang”, “waktu adalah emas”, waktu adalah kehidupan”, dan sebagainya. Berbagai macam ungkapan tersebut menunjukkan bagaimana manusia menghargai waktu.
Namun tidak sedikit orang yang juga mengeluh tentang waktu. Ada yang merasa waktu berlalu dengan sangat cepat, ada pula yang mengeluh bahwa mereka tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan mereka. Terkait problem ini, di sinilah pentingnya manajemen waktu.
Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu mengetahui perspektif kita tentang manajemen waktu. Sudut pandang kita akan manjadi dasar yang juga menentukan bagaimana kita menggunakan waktu.
Beberapa orang memandang waktu sebagai sesuatu yang akan berulang kembali. Hal ini membuat mereka tidak memiliki penghargaan atas kesempatan yang diperoleh. Tipe orang seperti ini biasanya suka menunda-nunda suatu pekerjaan atau tugas dengan dalih bahwa masih ada hari esok untuk menyelesaikannya.
Sebaliknya ada pula segelintir orang yang melihat waktu sebagai sesuatu yang tidak dapat diulang atau diputar kembali. Demikian juga dengan kesempatan. Tipe orang seperti ini biasanya sangat menghargai waktu dan kesempatan yang dimiliki. Mereka akan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin dan biasanya tidak suka menunda tugas atau pekerjaan.