Mohon tunggu...
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto Mohon Tunggu... Human Resources - Timor Tengah Selatan

Seorang pengagum berat Cristiano Ronaldo dan pemakan segala kacuali durian. Menyelesaikan studi S1 Pendidikan Fisika di Institut Pendidikan SoE, S2 Pendidikan Fisika di Universitas Pendidikan Indonesia, dan saat ini sedang menempuh studi doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Indonesia serta Magister Ministry Marketplace (S2) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Menyukai banyak hal; sains, musik, sepak bola, seni, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Indonesia Terserah: Antara Baju Baru, Nyawa, dan Paramedis

23 Mei 2020   03:03 Diperbarui: 23 Mei 2020   03:36 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Indonesia Terserah" sedang ramai digaungkan di tengah masyarakat. Tagar yang sama juga memenuhi media sosial.

Kalimat "Indonesia Terserah" muncul lantaran kondisi yang terjadi saat ini. Mulai dari rencana pemerintah mengeluarkan aturan pelonggaran PSBB hingga masyarakat yang tidak patuh pada aturan yang diberlakukan.

Situasi saat ini banar-benar miris dan dilematis. Pasien terinfeksi Corona terus meningkat, sedangkan masyarakat butuh bekerja untuk makan dan sebagainya. Di sisi lain para petugas kesehatan mulai kewalahan bahkan tidak sedikit yang turut menjadi korban demi menolong pasien Covid-19.

Menjelang hari raya Idul Fitri, pemerintah melonggarkan masyarakat untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga yang diperlukan. Alih-alih berbelanja kebutuhan rumah tangga seperti sembako, masyarakat justru menyerbu toko pakaian. Parahnya adalah masyarakat yang berbelanja benar-benar keras kepala!

Pihak toko mengijinkan masyarakat berbelanja dengan syarat harus antri dan jumlah pengunjung dibatasi. Akan tetapi aturan tersebut malah diabaikan. Masyarakat bahkan tidak mengindahkan protokol physical distancing yang dianjurkan. Akhirnya pengunjung pun beramai-ramai berjubelan masuk dan berdesak-desakan di dalam toko untuk berebut baju baru.

Kejadian ini mendapat sorotan dari pemerintah maupun pihak medis. Tidak sedikit yang menyayangkan bahkan mengecam tindakan ini.

Entah apa yang merasuki orang-orang ini sehingga berlaku demikian. Tindakan ini sungguh benar-benar egois. Di saat banyak pihak tengah berusaha memutus rantai penyebaran Corona justru ada saja segelintir orang yang menambah masalah.

Masyarakat seperti tidak mempedulikan keselamatannya. Sepotong baju lebih berharga dibandingkan dengan nyawa. Orang-orang yang demikian tidak memiliki rasa empati sama sekali. Indonesia terserah, masyarakat terserah, dan keselamatan diri pun terserah!

Mari berpikir dari sisi yang lain. Paramedis sebagai ujung tombak yang sedang berjuang telah banyak berkorban. Mereka juga lelah dengan kondisi saat ini. Keluarga ditinggalkan bahkan tidak sedikit yang menjadi korban di "medan perang". Masihkah kita egois bertindak sesuka hati?

Apapun tindakan teledor yang dilakukan akan barakibat fatal. Konsekuensi itu bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi juga membebani pihak lain seperti paramedis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun