Mata menatap layu,
Pikiran kusut,
Jiwa berkelana tak menentu
Semua riuh berkecamuk
Entah apa yang harus dikatakan
Tak satupun ide yang terlintas
Perasaan serasa hampa
Diam menjadi akhir pilihan
Merenung dalam bisu
Hidup menjadi tidak pasti
Corona terus memburu
Mimpi buruk makin berpacu
Perut bernyanyi keroncong
Dentang tong beras mengiringi
Celengan tua riuh melolong
Dompet pun ikut menangis
Surat PHK tersenyum sinis
Pintu-pintu berkat seakan raib
Ke mana lagi harus melangkah?
Ohh.. begitu menyedihkannya nasib ini
Sampai kapan semua ini berakhir?
Penantian tak kunjung usai
Anak-anak terus menjerit
Para dewasa mengernyit
Kepala tertunduk lemas
Tetes berlian dari kelopak menderas
Dada terasa sesak
Jiwa meronta tak tertahan
Asa pertolongan yang berdaulat
Disikat oleh yang tak berakhlak
Secuil berkah dirampas jua
Sungguh nasib mujur tak berpihak
Ya, Tuhan, tolong hambamu
Bukakanlah pintu berkah-Mu
Delikkan mata-Mu ke arah kami
Sudah tak kuasa menahan derita ini
**Kisah insan yang belum usai...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H